Gletser Tebal Ditemukan di Qinghai-Xizang Cina, Mengenali Lapisan Es Besar Ini

Jumat, 4 Oktober 2024 09:53 WIB

Gletser Perito Moreno. Wikipedia/Martin St-Amant

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan mengungkap rahasia baru dari dataran tinggi Qinghai-Xizang, yang dikenal sebagai 'menara air Asia'. Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS) mengidentifikasi gletser paling tebal di kawasan tersebut.

Gletser Purog Kangri, terletak di wilayah Tsonyi, Daerah Otonom Xizang, Cina barat daya, menyimpan kejutan di balik lapisan esnya yang tebal. Dengan menggunakan peralatan radar, para ilmuwan mengukur ketebalan es hingga mencapai hampir 400 meter.

Dikutip dari Antara, penemuan ini menjadikan Gletser Purog Kangri sebagai gletser paling tebal di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, menggeser posisi sebelumnya yang dipegang oleh Tudung Es Guliya.

Apa Itu Gletser?

Dikutip dari National Geographic, gletser adalah massa es yang sangat besar dan bergerak lambat di permukaan Bumi. Gletser terbentuk dari akumulasi salju yang terkompresi selama ratusan bahkan ribuan tahun. Karena beratnya yang sangat besar, gletser bergerak perlahan menuruni lereng atau lembah.

Advertising
Advertising

Sebagian besar gletser dunia terletak di daerah kutub seperti Greenland dan Antarktika. Namun, gletser juga dapat ditemukan di pegunungan tinggi di berbagai belahan dunia, termasuk di Andes, Himalaya, dan Qinghai-Xizang.

Meskipun hanya sekitar 2 persen dari seluruh air di Bumi yang membeku, gletser menyimpan air tawar dan mempengaruhi iklim global. Gletser tidak hanya sekadar bongkahan es yang indah. Tetapi, juga merupakan semacam mesin waktu yang menyimpan catatan sejarah iklim Bumi. Dengan menganalisis lapisan-lapisan es yang terbentuk selama ribuan tahun, para ilmuwan merekonstruksi perubahan iklim pada masa lalu.

Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan telah mengebor inti es dari Tudung Es Guliya yang mencapai kedalaman 308,6 meter. Inti es ini memberikan informasi berharga tentang iklim Bumi selama lebih dari 700 ribu tahun. Kini, para ilmuwan melakukan hal yang sama dengan Gletser Purog Kangri untuk menemukan catatan iklim yang bahkan lebih tua.

Gletser di seluruh dunia saat ini tengah menghadapi ancaman serius akibat pemanasan global. Suhu Bumi yang terus meningkat menyebabkan gletser mencair makin cepat. Pencairan gletser tidak hanya akan menyebabkan kenaikan permukaan air laut, tetapi juga mengancam ketersediaan air bersih bagi jutaan orang.

"Saat ini, gletser di seluruh dunia sedang mengalami pencairan. Ketika (gletser) mencair, catatan sejarah yang terkandung di dalamnya juga akan hilang," kata Lonnie Thompson, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika yang terlibat dalam penelitian ini.

Pilihan Editor: Tinggi Gunung Mont Blanc Susut Lebih dari Dua Meter dalam Dua Tahun

Berita terkait

Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

1 hari lalu

Astronom Temukan Calon Bumi 8 Miliar Tahun Mendatang

Sistem planet yang jauh ini pertama kali diamati oleh para astronom pada tahun 2020.

Baca Selengkapnya

BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

2 hari lalu

BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar Youth Conservation Fest 2024 atau #YCFest2024 bertema Let's Fight Triple Planetary Crisis sebagai salah satu bentuk inisiatif untuk menghimpun semangat generasi muda dalam memerangi isu lingkungan serta upaya pelestariannya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

2 hari lalu

Jumlah Korban Banjir Capai 218 Jiwa dan Penundaan Bantuan Picu Kemarahan Publik Nepal

Korban selamat dari banjir monsun yang melanda Nepal mengkritik pemerintah karena upaya bantuan yang tidak memadai

Baca Selengkapnya

Hadapi Perubahan Iklim Global, BMKG Targetkan Cetak 500 Doktor Muda Hingga 2030

6 hari lalu

Hadapi Perubahan Iklim Global, BMKG Targetkan Cetak 500 Doktor Muda Hingga 2030

BMKG akan mencetak 500 doktor muda Indonesia sebelum 2030 dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Baca Selengkapnya

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

7 hari lalu

Asteroid 2024 PT5 Diidentifikasi Akan Mengorbit Bersama Bumi dalam Dua Bulan

Kalangan astronom tengah mengamati asteroid 2024 PT5 berukuran 11 meter yang akan terkena tarikan gravitasi bumi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Hidrogeologi, Bidang Ilmu yang Akan Digeluti Basuki Hadimuljono Usai Pensiun Jadi Menteri

10 hari lalu

Mengenal Hidrogeologi, Bidang Ilmu yang Akan Digeluti Basuki Hadimuljono Usai Pensiun Jadi Menteri

Setelah pensiun Basuki Hadimuljono akan menggeluti hidrogeologi

Baca Selengkapnya

Climate Innovation Week, Ajak Anak Muda Ikut Lestarikan Lingkungan

10 hari lalu

Climate Innovation Week, Ajak Anak Muda Ikut Lestarikan Lingkungan

Anak muda diminta melihat peluang untuk memunculkan inovasi dan solusi permasalahan iklim di tengah masyarakat

Baca Selengkapnya

7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

13 hari lalu

7 Peneliti Undip Masuk Daftar 2 Persen Ilmuwan Teratas di Seluruh Dunia yang Dirilis Stanford-Elsevier

Tujuh ilmuwan Undip masuk dalam daftar 2 persen ilmuwan teratas di seluruh dunia 2024 yang dirilis Universitas Stanford dan Elsevier.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

13 hari lalu

Di Tengah Perubahan Iklim, Bulog Sebut Metode Pertanian dan Distribusi Tradisional Tak Lagi Memadai

Direktur Bulog mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk menyikapi produksi beras di tengah perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

14 hari lalu

Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

BMKG yang memperoleh tambahan anggaran Rp 25 miliar untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca tahun depan. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya