Studi Universitas Kyushu Ungkap Pengurangan 32 Persen Limbah Plastik akan Dirasakan pada 2050

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Abdul Manan

Minggu, 6 Oktober 2024 13:45 WIB

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dari Universitas Kyusuhu menyatakan polusi plastik di lautan menjadi masalah global dan situasi ini kemungkinan akan semakin memburuk jika tidak ada intervensi signifikan.

Pada tahun 2022, tim peneliti mencatat sekitar 25,3 juta metrik ton sampah plastik telah memasuki lautan, dan hampir dua per tiga dari jumlah tersebut tidak dapat dilacak.

Hasil studi ini terbit dengan judul 'Reduction scenarios of plastic waste emission guided by the probability distribution model to avoid additional ocean plastic pollution by 2050s'.

"Penelitian saya berfokus pada pelacakan ke mana sampah plastik pergi setelah dibuang ke sumber air seperti sungai dan laut," tulis penulis utama Chisa Higuchi, seorang peneliti pascadoktoral di Lab Isobe, dikutip dari situs earth.com, Ahad, 6 Oktober 2024.

Proyeksi menunjukkan bahwa pengurangan jumlah plastik yang masuk ke lautan sebesar 32 persen atau sekitar 8,1 juta ton pada 2035, dapat menghasilkan pengurangan lebih dari 50 persen dalam plastik laut pada tahun 2050. Dampaknya bahkan lebih signifikan di wilayah yang sangat tercemar, seperti Laut Cina Kuning dan Laut Cina Timur, di mana limbah plastik dapat dikurangi hingga 63 persen.

Advertising
Advertising

Dasar pemodelan itu adalah hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Osaka pada 2019. Para pemimpin dunia memperkenalkan visi Laut Biru Osaka, dengan tujuan menghentikan peningkatan polusi plastik laut pada 2050.

Prakarsa itu berfokus pada peningkatan strategi pengelolaan limbah melalui kolaborasi internasional. Tim peneliti ingin mencari tahu skenario ideal agar Visi Osaka Blue Ocean berhasil. "Kami memanfaatkan pemodelan komputasional beserta studi lapangan untuk memahami di mana dan bagaimana plastik mengalir ke lautan," ucap Chisa Higuchi.

Sebagai upaya pencegahan, sampah plastik baru memang harus dicegah masuk ke lautan. Target ini bisa dicapai jika menggunakan strategi seperti meningkatkan pengelolaan limbah, mempromosikan alternatif penggunaan kembali untuk plastik sekali pakai, dan meningkatkan kesadaran publik.

Tim peneliti juga mencatat emisi plastik dari perikanan yang tidak termasuk dalam penelitian ini, juga menjadi perhatian utama bagi polusi di laut. Para ahli menekankan bahwa skenario pengurangan sebesar 32 persen hanya didasarkan pada plastik yang salah kelola di daratan, sehingga diperlukan skenario pengurangan yang berbeda untuk sektor perikanan.

Dalam penelitian itu disebutkan, semua masalah pengelolaan sampah plastik harus menjadi prioritas. "Mengurangi emisi sampah makroplastik dari sungai ke laut adalah solusi terpenting yang dapat dikelola manusia," tulis para peneliti dalam riset tersebut.

Studi ini menyatakan sampah plastik yang tetap berada di lingkungan untuk jangka waktu lama, secara bertahap terurai menjadi partikel yang lebih kecil. Plastik yang lebih besar dapat dikumpulkan dan dihilangkan dengan lebih mudah, sedangkan penguraiannya menjadi partikel yang lebih kecil dari 5 milimeter yang dikenal sebagai mikroplastik, justru lebih sulit untuk diambil.

Pilihan Editor: Casio Luncurkan Produk BABY-G+Plus, Jam Tangan Bertema Kartun The Powerpuff Girls

Berita terkait

Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

8 hari lalu

Studi: Konsumsi Kafein Dapat Menurunkan Risiko Demensia

Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

11 hari lalu

Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Australia Luncurkan Program Kerja Sama Pendidikan Guru

11 hari lalu

Indonesia dan Australia Luncurkan Program Kerja Sama Pendidikan Guru

Inisiatif bersama ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Pendidikan adalah bagian penting dari kemitraan Australia-Indonesia

Baca Selengkapnya

Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

18 hari lalu

Studi: Anak yang Banyak Waktu di Depan Layar Lebih Sulit Kuasai Keterampilan Bahasa

Peneliti Universitas Tartu melakukan studi bahwa anak yang banyak waktu di depan layar lebih sulit dalam keterampilan berbahasa.

Baca Selengkapnya

Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

20 hari lalu

Studi University of Georgia: Perasaan Bahagia Konsumen Pengaruhi Kebiasaan Belanja Daring

Hasil studi peneliti University of Georgia menyatakan, orang yang suasana hatinya baik cenderung lebih positif dalam pencarian produk.

Baca Selengkapnya

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

27 hari lalu

Manfaat Asap Cair, Zat Hasil Pembakaran Sampah Plastik

Asap cair dihasilkan dari proses pirolisis dari pembakaran sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Akreditasi Kampus dan Prodi untuk Daftar CPNS 2024

27 hari lalu

Diperpanjang hingga 10 September, Begini Cara Cek Akreditasi Kampus dan Prodi untuk Daftar CPNS 2024

Salah satu persyaratan utama dalam pendaftaran CPNS 2024 adalah melampirkan bukti akreditasi kampus dan prodi. Begini cara mengeceknya.

Baca Selengkapnya

Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

29 hari lalu

Studi: Tidur Lebih Banyak Akhir Pekan Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Studi oleh peneliti di Cina menemukan bahwa tidur pengganti pada akhir pekan bisa mengurangi penyakit jantung sampai 20 persen.

Baca Selengkapnya

10 Kampus Top Dunia yang Sediakan Kursus Online Gratis

35 hari lalu

10 Kampus Top Dunia yang Sediakan Kursus Online Gratis

Salah satu cara meningkatkan skill adalah dengan mengikuti kursus online. Berikut 10 kampus yang menyediakannya secara gratis.

Baca Selengkapnya

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

41 hari lalu

Studi: Tidur Menyegarkan Otak, Memberi Ruang bagi Memori Baru

Peneliti dari Universitas Cornell, dalam studinya, menemukan bahwa tidur berperan penting dalam mengatur ulang memori.

Baca Selengkapnya