Yogyakarta Soroti Potensi Gempa Megathrust, Kampung Padat Jadi Perhatian
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Jumat, 11 Oktober 2024 07:31 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menggelar pertemuan untuk membahas mitigasi gempa bumi dan megathrust di Yogyakarta, Kamis, 10 Oktober 2024.
Megathrust merupakan fenomena pertemuan lempeng benua dan samudra yang jika bertumbukan pada kedalaman kurang dari 50 kilometer berpotensi menghasilkan gempa bumi berkekuatan besar.
Said Kristyawan, peneliti dari Pusat Gempa Bumi Regional VII BMKG Yogyakarta, mengatakan berdasarkan hasil penelitian sejauh ini, kekuatan maksimum goncangan gempa megathrust Sesar Opak di permukaan, jika terjadi di wilayah Kota Yogyakarta, berada di Kecamatan Kotagede, kemudian akan menerjang ke arah utara. "Kota Yogyakarta wilayahnya cukup jauh dari garis pantai sehingga tidak berpotensi terjadi tsunami," kata Said.
Namun, Said mengingatkan, terkait potensi megathrust, wilayah Kota Yogyakarta tetap bisa terdampak dari goncangan gempa yang signifikan. "Sehingga mitigasi terkait potensi bahaya harus dilakukan oleh semua komponen masyarakat, pemerintah dan swasta," kata dia.
Said menegaskan hal yang harus diwaspadai jika terjadi megathrust, antara lain terkait kekuatan struktur bangunan, ketersediaan titik kumpul yang memadai, jalur evakuasi serta kemampuan mitigasi dan respons cepat ketika terjadi gempa bumi.
"Kami harap dengan munculnya isu megathrust belakangan terakhir, bisa memotivasi masyarakat, agar lebih paham potensinya dan tahu bagaimana mitigasi bencananya, sehingga dampaknya bisa diminimalisir," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat mengatakan upaya membangun kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana saat ini menjadi hal sangat penting mengingat potensi bencana itu selalu ada dalam dimensi yang luas.
“Sebab belajar dari pengalaman sebelumnya, adanya korban jiwa maupun kerugian material saat terjadi bencana justru banyak disebabkan karena kurangnya kesiapsiagaan, bukan karena dampak langsung dari bencana,” katanya.
Berkaitan dengan potensi megathrust, kata Nur, di Kota Yogya memang kecil kemungkinannya dilanda tsunami. "Namun bisa tetap terdampak dari adanya goncangan gempa yang ditimbulkan,"
Dengan kondisi lingkungan pemukiman padat dan banyak jalan-jalan sempit di Kota Yogya, mitigasi mengenai titik kumpul, jalur evakuasi, siapa yang akan berperan sebagai apa harus dipersiapkan.
Simulasi bencana di Kota Yogya telah dilakukan setidaknya di 168 Kampung Tanggap Bencana. "Sebagai upaya pencegahan, fokusnya mempersiapkan sumber daya manusia dengan kemampuan mitigasi, simulasi dan kesiapsiagaan bencana," kata dia.
Pilihan Editor: Mayoritas Jakarta Berawan Sepanjang Hari, Jakarta Selatan Berpotensi Hujan Ringan Siang Hari