Mengapa Milenial dan Gen Z Beralih dari Google?
Reporter
Sri Dwi Aprilia
Editor
Nurhadi
Selasa, 22 Oktober 2024 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Generasi Z dan milenial berangsur-angsur meninggalkan Google sebagai alat pencarian utama. Mereka beralih ke platform seperti TikTok dan Instagram untuk kebutuhan pencarian daripada hanya mengandalkan Google. Lalu, apa saja faktor utama yang menjelaskan pergeseran ini?
1. Munculnya TikTok dan Instagram
Banyak pengguna yang lebih muda sekarang beralih ke platform media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk mendapatkan informasi visual yang cepat. Menurut data Google sendiri, hampir 40 persen Gen Z lebih memilih TikTok atau Instagram daripada mesin pencari tradisional untuk menemukan tempat makan, berbelanja, atau menjelajah.
Daya tariknya terletak pada sifat visual dan personal dari platform-platform ini, yang menawarkan hasil instan yang disesuaikan dengan minat pengguna tanpa perlu memilah-milah beberapa halaman web.
2. Frustrasi dengan Hasil Pencarian Tradisional
Pengguna yang lebih muda sering kali menyatakan ketidakpuasannya terhadap banyaknya informasi yang disediakan Google. Mereka merasa hasil pencarian dipenuhi dengan iklan dan konten yang tidak relevan. Sebaliknya, platform media sosial menawarkan jawaban yang lebih ringkas dan terkurasi. Misalnya, video TikTok dapat meringkas topik yang rumit dalam waktu kurang dari satu menit, yang menarik bagi kebiasaan konsumsi Gen Z yang serba cepat.
3. Beralih ke Konten Buatan Teman Sebaya
Platform media sosial juga menyediakan konten yang dibuat oleh teman sebaya, yang cenderung lebih dipercaya oleh generasi muda. Ulasan, opini, dan rekomendasi dari influencer atau sesama pengguna di TikTok dan Instagram terasa lebih otentik dan dapat dipercaya dibandingkan informasi yang disediakan oleh situs web tradisional, sehingga semakin mengurangi peran Google.
4. Perubahan dalam Konsumsi Berita
Gen Z dan generasi milenial juga mengonsumsi berita secara berbeda. Sebuah studi dari Reuters Institute mengungkapkan bahwa generasi muda menghindari sumber berita tradisional, karena menganggapnya bias atau terlalu fokus pada politik dan hal-hal negatif. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk mendapatkan informasi terbaru tentang topik-topik tertentu seperti budaya pop atau isu-isu sosial melalui platform seperti Instagram, di mana berita seringkali disajikan dalam format yang lebih mudah dicerna dan menarik.
Pergeseran ini mewakili transformasi yang lebih luas dalam cara generasi muda mencari informasi, yang lebih memilih platform yang lebih cepat, lebih visual, dan berbasis sosial daripada mesin pencari tradisional seperti Google. Perubahan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi bisnis dan pembuat konten yang ingin menjangkau khalayak ini, sehingga mendorong perlunya strategi baru yang berfokus pada keterlibatan media sosial dan pengoptimalan konten.
GOATAGENCY | TECH.CO | REUTERS INSTITUTE | DELOITTE
Pilihan Editor: Google Integrasikan AI ke Sistem Android dengan Otomatisasi Pengaturan