COP16 Biodiversitas: Target Daerah Konservasi 30x30 Masih Seret

Sabtu, 2 November 2024 22:15 WIB

Aktivis lingkungan melakukan aksi Global Climate Strike di hutan kota Kampung Cibarani, Bandung, Jawa Barat, 15 September 2023. Aksi ini merupakan sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar agar lebih serius dalam mengatasi krisis iklim akibat industrialisasi yang membabat hutan-hutan tropis di Indonesia dan di tempat lain. Suhu global saat ini lebih tinggi 1,5 derajat celsius sebelum masa industrialisasi secara masif. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Luas wilayah konservasi di darat dan laut tumbuh kurang dari 0,5 persen saja sejak 2020. Pertumbuhan itu membuat target menjaga keanekaragaman hayati dengan memproteksi 30 persen Planet Bumi per 2030 terlalu berat.

"Beberapa progres memang sudah dibuat dalam empat tahun terakhir, tapi tidak cukup membuat kita beranjak jauh atau cepat," kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), dalam sebuah pernyataan tertulis untuk media pada akhir Oktober.

Pada 2022 lalu, dalam agenda konferensi para pihak atau COP15 Konvensi PBB tentang Biodiversitas, negara-negara di dunia setuju untuk menghentikan laju hilangnya biodiversitas. Mereka berjanji membuatkan perlindungan resmi untuk 30 persen daratan dan perairan daratan dan 30 persen lautan pada akhir dekade ini.

Angka '30 by 30' itu sejatinya adalah perlindungan minimal yang dibutuhkan untuk menghindari kepunahan dalam ekosistem di dunia. Angka kebutuhan sesungguhnya adalah melipatgandakan luas wilayah daratan yang harus dilindungi dan melipattigakan target kawasan konservasi di laut tersebut.

Bersamaan dengan agenda COP16 Kolombia yang berlangsung 21 Oktober - 1 November, sebuah data terbaru mempertegas kalau dunia terseok di belakang target '30 by 30' tersebut. UNEP dan International Union for Conservation of Nature menghitung, saat ini baru sebanyak 17,6 persen daratan dan perairan di daratan serta 8,4 persen lautan yang sudah berstatus sebagai kawasan konservasi.

Advertising
Advertising

Kekurangan 13 persen luasan konservasi di daratan setara gabungan luas negara Brasil dan Australia. Sedang 12 persen yang masih dibutuhkan di laut setara luas Samudera Hindia.

Ada banyak isu selain total kebutuhan luas kawasan konservasi. Misalnya, sepertiga dari wilayah di Bumi yang justru paling penting biodiversitasnya dijaga malah tak memiliki perlidungan yang formal. Lalu, beberapa tipe ekosistem tak masuk dalam daftar wilayah yang sudah berstatus dilindungi. Tipe ekosistem itu terutama laut dalam.

Isu lainnya adalah bahwa sedikit saja wilayah yang sudah terproteksi terkoneksi satu sama lain, dan hanya sedikit di antaranya yang sudah dikaji apakah perlindungan berfungsi dengan baik.

"Ini semua menyajikan secara telanjang realitas dari global yang tak bergerak. Untuk memperbaikinya, pemerintahan negara-negara perlu memperlakukan krisis biodiversitas sebagai kedaruratan seperti yang memang seharusnya," kata Brian O'Donnell dari kelompok pembela lingkungan Campaign for Nature.

Laporan lain di pertemuan COP16 Kolombia telah pula menyorot kondisi mengenaskan dari keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, kajian global pertama dari biodiversitas tumbuhan menemukan 38 persen spesies sedang terancam punah. COP16 yang baru saja berakhir diharapkan pula menghasilkan komitmen baru soal wilayah konservasi dan pendanaan untuk konservasi.

NEW SCIENTIST

Pilihan Editor: PVMBG Catat Lonjakan Aktivitas Gempa Gunung Lamongan 1 November

Berita terkait

Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

1 hari lalu

Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

Tambang nikel yang masif bertambah mengancam ekosistem dan kehidupan masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

4 hari lalu

Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

Lewat buku ini, Greenpeace ingin membuat bacaan pengantar tentang hutan, masyarakat adat, hingga pelindungan ekologi yang mudah dimengerti anak-anak.

Baca Selengkapnya

Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

4 hari lalu

Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

Jalur pendakian Gunung Ciremai mulai ditutup pada 28 Oktober 2024 hingga belum dipastikan kapan dibuka kembali.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

5 hari lalu

Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

Aksi hari ini merupakan pernyataan perjuangan masyarakat adat Aru dan pemuda untuk menolak investasi yang merusak lingkungan di Aru.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

5 hari lalu

Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

Greenpeace mengatakan beberapa hari COP16 berlalu tanpa pemenuhan komitmen yang menghilangkan kesempatan untuk melindungi keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

6 hari lalu

Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

Tim peneliti dari BRIN dan lainnya menantang hasil penelitian sebelumnya di Candi Borobudur oleh arkeolog Belanda yang juga gunakan metodologi queer.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

9 hari lalu

Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

Pada COP16, Masyarakat Adat mendorong negara-negara yang hadir untuk memastikan pengakuan penuh atas kontribusi Masyarakat Adat.

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

11 hari lalu

Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti sejumlah isu kunci, seperti keanekaragaman hayati dan EUDR.

Baca Selengkapnya

Seruan Greenpeace ke Delegasi Negara-negara di COP16 Biodiversitas: Penundaan Tak Dapat Diterima

11 hari lalu

Seruan Greenpeace ke Delegasi Negara-negara di COP16 Biodiversitas: Penundaan Tak Dapat Diterima

Greenpeace berharap pada COP16 Biodiversitas bakal melahirkan komitmen untuk menyediakan pendanaan US$ 20 miliar pada 2025.

Baca Selengkapnya

PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

11 hari lalu

PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

Berikut penjelasan apa saja ketiga COP itu serta kapan-di mana-apa yang dibahas.

Baca Selengkapnya