Telah Ditemukan Tiga Spesies Buaya

Reporter

Editor

Jumat, 20 November 2009 09:04 WIB

PA

TEMPO Interaktif, Los Angeles - Seekor buaya raksasa sepanjang 20 kaki atau sekitar enam meter dengan tiga set taring ternyata berkeliaran di Afrika bagian utara jutaan tahun yang lalu. Penemuan ini diungkapkan para peneliti Amerika dan Kanada.

Tiga spesies baru ini, dua sebelumnya dikenal sebagai buaya kuno. Secara terperinci di paparkan oleh Paul Sereno dari Universitas Chicago dan Hans Larsson dari Universitas McGill di Montreal yang penelitiannya disponsori National Geographic Society. Penemuan baru ini lebih rinci dipaparkan dalam jurnal ZooKeys serta majalah National Geographic.

"Spesies ini membuka jendela dunia bahwa buaya sepenuhnya asing bagi kehidupan yang ada di benua utara," kata Dr Sereno. “Binatang yang hidup 100 juta tahun yang lalu, di benua selatan yang dikenal sebagai Gondwana.”

Para peneliti mengatakan bahwa binatang itu bisa lari kencang di darat mengejar mangsa. Namun juga menyelam ke dalam air dan berenang.

"Buaya Afrika ini tampaknya memiliki kaki yang bisa tegak, kaki itu bisa untuk melompat-lompat dengan tangkas di darat dan mempunyai ekor serbaguna untuk mengayuh dalam air," kata Sereno Dr. "Hewan dengan bakat amfibi ini di masa lalu dapat menjadi kunci untuk memahami bagaimana mereka berkembang, dan akhirnya selamat, di era Dinosaurus."

Advertising
Advertising

Ada Tiga spesies yang baru ditemukan, yakni spesies Kaprosuchus Saharicus, yang dijuluki "BoarCroc", ditemukan di Niger. BoarCroc adalah pemakan daging yang mempunyai panjang enam meter dengan moncong sekeras lapis baja untuk menyeruduk dan dilengkapi tiga set taring berbentuk belati untuk mengiris dan mengoyak korbannya.

Araripesuchus Rattoides, yang oleh para peneliti disebut "RatCroc", ditemukan di Maroko. Buaya dengan panjang tiga kai atau sekitar satu meter ini, adalah buaya pemakan tumbuhan yang memiliki sepasang rahang di belakang dan di bawah. Fungsinya rahang itu digunakan untuk mengunyah makanan.

Sedangkan jenis buaya ketiga, adalah Laganosuchus Thaumastos, atau "PancakeCroc", dari di Niger dan Maroko. Dengan panjang 20 kaki atau sekitar enam meter, buaya ini pemakan ikan. Selain itu mempunyai moncong sepanjang satu meter dan gigi berbentuk paku ramping di rahangnya.


PA| NUR HARYANTO


Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya