Warna Kulit Dinosaurus Ditemukan

Reporter

Editor

Rabu, 3 Februari 2010 10:21 WIB

TEMPO Interaktif, Washington - Untuk pertama kalinya ilmuwan bisa memastikan warna dinosaurus. Hewan ini ternyata tidak cokelat, kelabu apalagi ungu. Dinosaurus memiliki warna kemerahan yang terang mirip warna jahe, atau ada yang pula menyebut wortel, dengan rambut ala mohawk di atas kepala, tengkuk dan punggungnya.

Bukti keras pertama pigmentasi dinosaurus itu didapat dari fosil bulu ekor dinosaurus kecil pemakan daging, Sinosauropteryx, temuan di Cina yang sudah berusia 125 juta tahun. Ekor dinosaurus yang masih satu keluarga dengan Velociraptor dan Tyrannosaurus dalam subordo Theropoda itu direkonstruksi bak jarum yang berdiri tegak dengan garis-garis cincin merah terang yang melingkarinya.

Bulu ekor itu memiliki pigmen yang sama dengan rambut pirang manusia. Michael Benton, profesor palaentologi di University of Bristol, Inggris, dan Zhonghe Zhou dari Institut Palaentologi dan Palaentropologi Vertebrata di Beijing, tentu saja tidak benar-benar melihat warna itu di dalam fosil. Lewat jurnal Nature yang terbit online Rabu pekan lalu Benton mengungkapkan teknik mikroskop elektron untuk bisa menemukan jejak warna itu.

Pigmen itu memang sudah tak berbekas, tapi dari bentuk melanosomaorgan sel yang kaya pigmenyang masih tertinggal pada fosil, Benton bisa menunjukkan apa warnanya dulu kala. Sinosauropteryx ternyata memiliki molekul melanosom berbentuk bola yang diterjemahkan sebagai merah dan bentuk sosis yang merujuk warna kelabu keputih-putihan.

Temuan ini memberi tonggak baru yang bisa memberi kita petunjuk tentang bagaimana rupa mereka ketika masih hidup, ujar Paul Sereno, pakar dinosaurus di University of Chicago. Sereno tidak terlibat dalam tim Benton tapi dia tentu tahu benar kalau selama ini para ahli hanya bisa menduga-duga warna dinosaurus. Warna cokelat dan kelabu biasanya dipilih setelah melewati pendekatan analisis anatomi.

Thomas Holtz Jr., pakar palaentologi di University of Maryland, menambahkan kalau informasi warna wortel itu membuat gambaran dinosaurus dari situs Jehol di Cina sebelah timur laut itu semakin hidup. Holtz menyebutkan Sinosauropteryx itu pejantan kecil yang tingginya sekitar satu meter saja dengan ekor dan juga leher yang panjang. Dia menjadi lebih dari sekadar tulang belulang, kata Holtz.

Jejak jenis warna yang sama sebenarnya pernah ditemukan Benton, juga tim peneliti lain, pada fosil bulu burung prasejarah. Tapi Benton memastikan Sinosauropteryx tidak memiliki hubungan dekat dengan burung meski banyak temuan belakangan yang mengungkap kedekatan kedua macam hewan itu bahwa burung modern berkembang dari theropoda (kedekatan itu yang diantaranya secara spekulasi diterjemahkan dengan menggambar dinosaurus dengan warna cerah khas burung).

Menurut Benton, Sinosauropteryx lebih dulu ada daripada bangsa burung dan merupakan dinosaurus berbulu paling primitif. Bulu-bulu Sinosauropteryx itu memiliki panjang kurang dari setengah sentimeter saja.

Lewat publikasinya dalam jurnal, Benton dan timnya juga ingin menegaskan kalau yang ditemukannya itu benar bulu di pangkal evolusinya, bukan jaringan konektif tulang rawan apalagi bakteri seperti yang selama ini diungkap kelompok peneliti yang tidak yakin dinosaurus berbulu. Benar saja, satu diantara anggota kelompok itu, John Feduccia dari University of North Carolina, menyatakan tidak percaya dengan temuan Benton.

Feduccia mengatakan, melanosom dinosaurus belum tentu sama dengan milik hewan lain dan temuan tidak serta merta mementahkan konsep bakteri. Banyak orang yang berharap dinosaurus berbulu sehingga bukti-bukti dibuat mengarah kesana, katanya kepada kantor berita AP.

Toh Sereno bergeming dengan apresiasinya terhadap temuan Benton cs. Menurutnya sel-sel pigmentasi itu tersusun teratur dalam melanosom, tidak acak seperti sifat bakteri. Ide bulu pada dinosaurus dan kaitannya dengan bangsa burung yang sungguh besar saya kira tidak salah, kata Sereno.

Keberadaan struktur bulu purba pada Sinosauropteryx juga didukung ahli ornithologi evolusioner dari Yale University, Richard Prum. Masalahnya sekarang adalah menentukan apa fungsi bulu pada dinosaurus. Mereka tidak mungkin digunakan untuk terbang karena terlalu pendek. Dua kemungkinannya adalah Sinosauropteryx menggunakan bulunya itu sebagai penghangat atau estetika alias pamer saja.

Visualiasasi dinosaurus buat saya sudah semakin jelas meski saya juga belum tahu apa itu, kata Benton. Tapi Anda pasti tidak akan memiliki ekor norak dengan garis-garis oranye dan putih kalau tidak ada fungsinya sama sekali kan.

Wuragil | AP | BBC | Nature

Berita terkait

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

7 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

10 November 2023

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

4 September 2023

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

Dalam studi baru tersebut, para peneliti menganalisis fosil kera yang baru diidentifikasi dari situs orakyerler berusia 8,7 juta tahun di Anatolia.

Baca Selengkapnya

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

8 Agustus 2023

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

Artefak tulang dan fosil yang ditemukan merupakan hasil dari kegiatan ekskavasi di lokasi Edukasi dengan membuka 1 Trench dan 1 kotak ekskavasi.

Baca Selengkapnya

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

3 Agustus 2023

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

BPSMP menduga usia fosil tersebut sekitar 800 tahun berdasarkan kedalaman lapisan tanah.

Baca Selengkapnya

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

1 Agustus 2023

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menanggapi kabar batalnya Tesla--perusahaan milik Elon Musk berinvestasi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

28 Juli 2023

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis target 50 ribu unit sepeda motor konversi terealisasi hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

14 Juni 2023

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

Sebelum ditemukan di Florida AS, fosil gajah purba itu sebenarnya sudah pernah ditemukan di Montbrook pada masa lalu.

Baca Selengkapnya

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

11 Juni 2023

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

Rencananya, Museum Geologi Bandung akan bekerja sama pembuatan museum situs itu akan dijalin dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Baca Selengkapnya