Dibandingkan dengan alat konvensional, prototipe baru memangkas energi yang dikeluarkan setiap langkah secara singnifikan. Tulisan tentang perlatan dipublikasikan pada edisi 17 Februari jurnal PLoS ONE. Kaki buatan ini diciptakan Kuo dan Steve Collins, yang merupakan siswa lulusan Universitas Michigan. Sekarang Collins merupakan periset di Delft University of Technology, Belanda.
Alat berjalan manusia secara alami membuang tenaga setiap kali kaki menginjakkan tanah ketika melangkah. Tipikal alat bantu tak mereprioduksi ulang tenaga dari angkle ketika menjejakkan tanah. Hasilnya, subjek yang diuji menggunakan alat bantu konvensional memerlukan 23 persen lebih besar dibandingkan tenaga orang berjalan normal. Pebuat alat bantu ini membandingkan penggunaan perlengkapan berjalan mereka dengan kaki normal dan simulator alat bantu.
Energi kaki yang terbuang digunakan sebagai tenaga baru yang bekerja ketika lutut diangkat. Kaki secara alami menciptakan energi buang. Microcontroller mengembalikan energi ke sistem alat pada waktu yang tepat.
Kuo menjelaskan, berdasarkan temuan itu, alat bantu jalan ini hanya memerlukan energi tambahan 14 persen dibandingkan berjalan normal, angka yang cukup segnifikan dibadingkan 23 persen energi yang diperlukan saat menggunakan kaki palsu konvensional.
"Kami tahu ada energi tambahan ketika menggunakan kaki buatan," kata Kuo. "Tapi kami hampir menghilangkan separuh tenaga yang dikeluarkan."
Dia menjelaskan bagaimana perbendaan teknologi baru itu. "Semua alat bantu kaki menggunakan dan mengembalikan energi, tapi mereka tidak memberimu pilihan mengenai kapan dan bagaimana. Mereka hanya mengembalikannya ketika mereka menginginkannya," kata Kuo. "Ini merupakan alat pertama untuk melepaskan energi secara tepat, melepaskan supplemen, dan mengerjakannya tanpa sumber tenaga luar."
Alat lain yang menggunakan tenaga balik menggunakan motor dan memerlukan baterai ukuran besar. Karena energi buang kaki mengambil tenaga yang bisa jadi hilang, ini menggunakan lebih sedikit listrik 1 Watt of electricity melalui baterai portable.
"Individus dengan kaki yang diamputasi, seperti veteran konflik Irak dan Afghanistan atau pasien penderita diabetes, seringkali kesulitan berjalan. Desain baru kami mengembalikan fungsi dan mengurangi upaya sang pengguna," kata Collins.
Makalah ini menjelaskan ide pembuatnya bisa bekerja. Mereka mencoba pada penyandang cacat kaki di Seattle Veterans Affairs Medical Center. Alat ini dijualbelikan perusahaan Ann Arbor. Riset ini ditemukan oleh National Institutes of Health and the Department of Veterans Affairs.
Sciencedaily.com | PURW