Berjalan dengan Kaki Palsu Minim Tenaga

Reporter

Editor

Rabu, 17 Februari 2010 15:25 WIB

TEMPO Interaktif, Michigan - Pengembang membuat kaki buatan, yang mengembalikan energi terbuang saat melangkah, sehingga menjadikan seseorang yang tak memiliki kaki bisa berjalan. "Bagi penyandang cacat kaki, apakah mereka berpengalaman ketika mereka berusaha berjalan normal adalah apakah saya anggap berpengalaman jika saya membawa beban ekstra 30 pound," kata Art Kuo, professor di Biomedical Engineering, Universitas Michigan.

Dibandingkan dengan alat konvensional, prototipe baru memangkas energi yang dikeluarkan setiap langkah secara singnifikan. Tulisan tentang perlatan dipublikasikan pada edisi 17 Februari jurnal PLoS ONE. Kaki buatan ini diciptakan Kuo dan Steve Collins, yang merupakan siswa lulusan Universitas Michigan. Sekarang Collins merupakan periset di Delft University of Technology, Belanda.

Alat berjalan manusia secara alami membuang tenaga setiap kali kaki menginjakkan tanah ketika melangkah. Tipikal alat bantu tak mereprioduksi ulang tenaga dari angkle ketika menjejakkan tanah. Hasilnya, subjek yang diuji menggunakan alat bantu konvensional memerlukan 23 persen lebih besar dibandingkan tenaga orang berjalan normal. Pebuat alat bantu ini membandingkan penggunaan perlengkapan berjalan mereka dengan kaki normal dan simulator alat bantu.

Energi kaki yang terbuang digunakan sebagai tenaga baru yang bekerja ketika lutut diangkat. Kaki secara alami menciptakan energi buang. Microcontroller mengembalikan energi ke sistem alat pada waktu yang tepat.

Kuo menjelaskan, berdasarkan temuan itu, alat bantu jalan ini hanya memerlukan energi tambahan 14 persen dibandingkan berjalan normal, angka yang cukup segnifikan dibadingkan 23 persen energi yang diperlukan saat menggunakan kaki palsu konvensional.

"Kami tahu ada energi tambahan ketika menggunakan kaki buatan," kata Kuo. "Tapi kami hampir menghilangkan separuh tenaga yang dikeluarkan."

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan bagaimana perbendaan teknologi baru itu. "Semua alat bantu kaki menggunakan dan mengembalikan energi, tapi mereka tidak memberimu pilihan mengenai kapan dan bagaimana. Mereka hanya mengembalikannya ketika mereka menginginkannya," kata Kuo. "Ini merupakan alat pertama untuk melepaskan energi secara tepat, melepaskan supplemen, dan mengerjakannya tanpa sumber tenaga luar."

Alat lain yang menggunakan tenaga balik menggunakan motor dan memerlukan baterai ukuran besar. Karena energi buang kaki mengambil tenaga yang bisa jadi hilang, ini menggunakan lebih sedikit listrik 1 Watt of electricity melalui baterai portable.

"Individus dengan kaki yang diamputasi, seperti veteran konflik Irak dan Afghanistan atau pasien penderita diabetes, seringkali kesulitan berjalan. Desain baru kami mengembalikan fungsi dan mengurangi upaya sang pengguna," kata Collins.

Makalah ini menjelaskan ide pembuatnya bisa bekerja. Mereka mencoba pada penyandang cacat kaki di Seattle Veterans Affairs Medical Center. Alat ini dijualbelikan perusahaan Ann Arbor. Riset ini ditemukan oleh National Institutes of Health and the Department of Veterans Affairs.

Sciencedaily.com | PURW

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

13 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

14 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

40 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

40 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

41 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

45 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

50 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

54 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri