Pepaya Pukul Mundur Kanker  

Reporter

Editor

Jumat, 12 Maret 2010 13:57 WIB

Pepaya. TEMPO/Robin Ong
TEMPO Interaktif, Gainesville - Pepaya mulai memperoleh tempat terhormat dalam dunia medis Barat setelah sebuah riset membuktikan keampuhan tumbuhan itu menangkal kanker. Dalam berbagai budaya, masyarakat telah mengetahui manfaat buah, daun, hingga getah tanaman itu untuk mengobati berbagai penyakit.

Peneliti University of Florida, Nam Dang, dan koleganya di Jepang telah mendokumentasikan efek antikanker pepaya yang sangat menakjubkan terhadap berbagai sel tumor yang dikembangkan di laboratorium, termasuk kanker serviks, payudara, hati, paru-paru, dan pankreas. Para peneliti itu menggunakan sejenis ekstrak yang dibuat dari daun pepaya yang dikeringkan. Efek antikanker pepaya terbukti jauh lebih kuat ketika sel-sel kanker digempur teh daun pepaya dalam dosis yang semakin besar.

Dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology, 17 Februari lalu, Dang dan tim penelitinya juga mendokumentasikan untuk pertama kalinya bahwa ekstrak daun pepaya meningkatkan produksi molekul pemancar sinyal penting yang disebut sitokin tipe Th1. Produksi protein mengatur sistem imun tersebut, ditambah efek antitumor pepaya terhadap berbagai jenis kanker, adalah strategi pengobatan yang dapat digunakan sistem kekebalan tubuh untuk memerangi kanker.

Ekstrak pepaya tidak menimbulkan efek toksik terhadap sel normal, berbeda dengan konsekuensi jenis terapi kanker lain, yang tanpa ampun juga menghajar sel sehat. Dang, yang juga dosen kedokteran dan direktur medis Shands Cancer Center Clinical Trials Office di University of Florida, mengatakan kesuksesan ekstrak pepaya dalam memerangi kanker tanpa efek toksik ini konsisten dengan laporan dari penduduk asli Australia dan kampung halamannya di Vietnam. "Berdasarkan apa yang telah saya dengar dan lihat, semua orang yang minum ekstrak ini tak menunjukkan adanya toksisitas," katanya. "Anda dapat mengkonsumsinya dalam waktu lama sepanjang itu efektif."

Para ilmuwan membubuhi 10 tipe kultur sel kanker berbeda dengan empat macam ekstrak daun pepaya yang memiliki kekuatan dan mengukur efeknya setelah 24 jam. Pepaya menurunkan kecepatan pertumbuhan tumor di semua kultur.

Untuk mengidentifikasi mekanisme yang dilakukan pepaya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dalam kultur sel itu, tim Dang memfokuskan riset pada satu tipe sel untuk T lymphoma. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa sedikitnya ada satu mekanisme yang dilancarkan oleh ekstrak pepaya dapat memicu kematian sel.

Dalam sebuah analisis serupa, tim itu juga meneliti efek ekstrak pepaya terhadap produksi molekul antitumor, yang diketahui sebagai sitokin. Dalam riset tersebut, pepaya meningkatkan produksi sitokin tipe Th1, yang penting dalam mengatur sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan alasan tersebut, temuan studi ini meningkatkan adanya kemungkinan pemanfaatan komponen ekstrak pepaya dalam kondisi yang berkaitan dengan sistem imun, semisal peradangan, penyakit autoimmune, dan kanker di masa depan.

Bharat B. Aggarwal, seorang peneliti di Pusat Kanker M.D. Anderson, University of Texas di Houston, begitu yakin terhadap kekuatan restoratif pepaya, sehingga dia menyantap seporsi buah itu setiap hari. "Kami tahu bahwa pepaya memiliki banyak senyawa menarik di dalamnya," kata Aggarwal, dosen departemen terapeutik eksperimental di pusat kanker itu.

Salah satu unsur yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan adalah papain, enzim spesial yang hanya terdapat pada pepaya. Tak hanya dalam buah, enzim itu juga terdapat pada daun pepaya. "Makalah itu tidak berlebihan," ujarnya. "Ini adalah awal yang baik dalam mengidentifikasi komponen yang bertanggung jawab atas aktivitas antikanker."

Aggarwal berharap kesuksesan ekstrak pepaya dalam mengurangi pertumbuhan sel kanker tak terhenti sebatas eksperimen di laboratorium, tapi juga diuji pada binatang dan manusia. "Saya harap Dr Dang melanjutkan risetnya. Kita membutuhkan orang-orang seperti beliau untuk mengembangkan potensi itu," katanya.

Dang dan timnya telah mengajukan hak paten cara pemrosesan untuk menyuling ekstrak pepaya melalui University of Tokyo. Mereka berencana melanjutkan studi untuk mengidentifikasi senyawa spesifik dalam ekstrak daun pepaya yang aktif memerangi sel kanker. Khusus untuk tahap itu, Dang menggandeng Hendrik Luesch, seorang anggota fellow Shands Cancer Center, sekaligus dosen kimia medis.

l TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY | UFL

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

6 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

12 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

13 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya