Setelah Indosat "mengambil alih", Android tiba-tiba begitu greget. Tengok saja stan pameran Android Indosat pada Mega Bazaar Computer di Jakarta Convention Center, akhir pekan lalu. Begitu ramai, begitu antusias.
Pemesanan handset Android dari enam vendor yang digandeng Indosat juga begitu tinggi. Selama masa pre-order, 22-28 Februari, tercatat sudah ada 1.000 lebih pemesanan.
Wajar saja bila para vendor begitu optimistis. Salah satunya adalah Sony Ericsson, yang bersamaan dengan pameran di Senayan meluncurkan tiga handset Android di sebuah bioskop besar di Jakarta Pusat.
Ketiga handset itu adalah keluarga Xperia, yaitu X10, X10 Mini, dan X10 Minipro. Sebetulnya, selain ketiga "saudara" itu, Sony Ericsson turut meluncurkan sepasang ponsel seri Vivaz, yaitu Vivaz dan Vivaz Pro, yang memakai sistem operasi Symbian.
Xperia X10 Mini dan Minipro baru akan masuk ke pasar Indonesia pada kuartal kedua tahun ini. Sedangkan Xperia X10, yang tersedia dalam warna hitam dan putih, sudah bisa dipesan dengan harga di atas Rp 7 juta.
Ketiga ponsel tersebut memiliki desain berbeda. X10 Mini dan Minipro memiliki ukuran yang jauh lebih kecil ketimbang X10. Malah lebih kecil daripada sebuah kartu kredit.
Namun ketiganya memiliki fitur yang agak mirip. Trio itu memiliki sepasang aplikasi, yaitu Timescape dan Mediascape. Timescape adalah aplikasi yang mengintegrasikan berbagai informasi komunikasi antara si pemilik ponsel dan kontak-kontaknya.
Tak hanya mencatat riwayat panggilan telepon, Timescape akan mencatat riwayat komunikasi di Facebook, MySpace, Twitter, foto, surat elektronik, dan pesan teks.
Adapun Mediascape adalah aplikasi untuk mengakses musik, foto, dan video di satu tempat. Aplikasi ini juga bisa mengakses content di YouTube maupun PlayNow.
Trio Xperia X10 diperkuat dengan kamera 5 megapiksel dengan kemampuan memotret dan merekam video. Pada Minipro tersedia papan ketik QWERTY meski ia sudah berlayar sentuh seperti kedua saudaranya.
Bagaimana dengan si duo Symbian S60? Keluarga Vivaz ini menawarkan desain yang menarik. Bagian punggung tubuhnya diciptakan berlekuk sehingga saat dipegang akan terasa pas di tangan.
Salah satu keunggulan duet Vivaz, yang dibanderol di atas Rp 4 juta, ini adalah kemampuan kameranya. Sony Ericsson menanamkan kamera beresolusi 8,1 megapiksel dengan kemampuan merekam video berdefinisi tinggi serta fitur pendeteksi wajah dan senyum. Video pun dengan mudah dibagi ke situs jejaring sosial.
Djunadi Satrio, Head of Marketing Sony Ericsson Indonesia, mengatakan, kehadiran lima ponsel pintar baru itu menandai kebangkitan Sony Ericsson. Dia mengakui bahwa tahun lalu perusahaannya terkena imbas krisis ekonomi global.
Djunadi menambahkan, keikutsertaan Sony Ericsson di pasar Android merupakan implementasi paham multisistem operasi dan multiplatform yang dianut selama ini.
"Dengan penawaran multisistem operasi, kami bisa menjawab kebutuhan konsumen," kata Djunadi. Sampai saat ini, Sony Ericsson sudah bermain di pasar Windows Mobile, Symbian, dan Android.
DEDDY SINAGA