Kejutan dari Kedalaman Antartika

Reporter

Editor

Rabu, 17 Maret 2010 10:38 WIB

Lyssianasid amphipod yang ditemukan 180 meter di bawah es Antartika

TEMPO Interaktif, Washington - Misi Robert Bindschadler, kepala ilmuwan biosfer dan hidrosfer di Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Pine Island Glacier di Antartika Barat, adalah meneliti dinamika gletser dan bentangan es di kawasan itu yang begitu cepat berubah dalam beberapa dasawarsa terakhir. Namun yang ditemukannya di kawasan terpencil ini tak hanya mengungkap bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap kondisi gletser, tapi juga dunia baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Pakar dinamika gletser dan bentangan es sekaligus senior fellow di Goddard Space Flight Center itu hampir tak percaya atas penemuan mengejutkan itu, yakni binatang sejenis udang dan ubur-ubur yang hidup di bawah bentangan es raksasa Antartika. Sekitar 180 meter di bawah lapisan es yang gelap tanpa ada seberkas cahaya matahari pun mampu menembus es tebal itu, para ilmuwan menduga tak ada kehidupan tingkat tinggi yang dapat hidup di dalam sana, kecuali beberapa jenis mikroba.

Anggapan tersebut ternyata salah besar, dan membuat tim NASA yang tengah meneliti gletser Pine Island begitu terkejut ketika mereka menurunkan sebuah kamera video untuk memperoleh gambar pertama apa yang ada dalam perut bentangan es di Antartika. Sejenis binatang mirip udang yang ganjil berenang mendekati kamera dan hinggap di kabel. Para ilmuwan juga menarik sepotong tentakel yang mereka yakini berasal dari ubur-ubur sepanjang 30 sentimeter.

"Kami sedang mengoperasikan kamera itu dengan asumsi tak ada apa pun di bawah sana," kata Bindschadler, yang akan mempresentasikan video dan temuan pendahuluan itu pada pertemuan American Geophysical Union, Rabu ini. "Itu mirip udang yang biasa Anda nikmati di atas piring Anda."

Bindschadler mengungkapkan, ketika para ilmuwan yang tergabung dalam tim ke Antartika Barat itu menyaksikan binatang aneh tersebut, mereka semua ternganga. Namun secara teknis binatang jingga yang terekam dalam video sepanjang dua menit ini bukanlah udang. Itu adalah seekor Lyssianasid amphipod, yang masih kerabat jauh udang.

Video pendek itu kemungkinan besar memberi inspirasi bagi para pakar untuk mengkaji ulang apa sesungguhnya yang mereka ketahui tentang kehidupan dalam lingkungan yang keras seperti es Antartika. Bila binatang mirip udang bisa hidup nyaman dalam perairan gelap yang membekukan--180 meter di bawah es Antartika--bagaimana dengan tempat-tempat tak bersahabat lainnya, termasuk di Europa, bulan Jupiter yang membeku.

"Mereka tengah mencari dalam setetes air di sebuah kolam renang yang Anda kira tak ada organisme hidup di dalamnya dan mereka menemukan tak hanya satu binatang, melainkan dua," kata Stacy Kim, ahli biologi di Moss Landing Marine Laboratories di California, yang baru bergabung dengan tim NASA. "Kami sama sekali tak punya ide tentang apa yang ada di bawah sana."

Cynan Ellis-Evans, ilmuwan mikrobiologi British Antarctic Survey, menyebut penemuan itu sangat menantang. "Ini pertama kalinya ditemukan kehidupan tingkat tinggi yang begitu unik di lingkungan sub-glacial," kata Ellis-Evans. Dia mengatakan sebelumnya juga telah diketahui sejumlah penemuan serupa, yang memperlihatkan kehidupan kompleks dalam lapisan es yang menipis, namun tak ada yang langsung berada di bawah es tebal seperti temuan tim NASA ini.

Ellis-Evans mengatakan ada kemungkinan binatang itu berenang dari tempat yang jauh dan tidak hidup menetap di lingkungan yang hampir beku tersebut. Namun Kim, yang terlibat dalam studi itu, ragu terhadap kemungkinan yang dilontarkan Ellis-Evans. Situs penelitian di Antartika Barat ini berada sedikitnya 19 kilometer dari perairan terbuka.

Bindschadler mengebor sebuah lubang berdiameter 8 inci dan menemukan sedikit air di bawah es. "Itu berarti nyaris mustahil bila dua binatang tersebut berenang dari perairan yang jauh dan tertangkap secara acak di lokasi sekecil itu," ujar Kim.

Hingga saat ini, para ilmuwan masih dibuat bingung oleh apa yang menjadi sumber pangan bagi kedua binatang itu di bawah es. "Beberapa jenis mikroba memang dapat membuat makanan sendiri dari zat kimia yang ada di samudra, namun kehidupan kompleks seperti amphipod tidak bisa," kata Kim.

Jadi, bagaimana mereka bisa bertahan hidup? "Itu pertanyaan pentingnya," kata Kim. "Amat mengagumkan ketika Anda menemukan teka-teki besar seperti pada sebuah planet yang kita pikir kita telah mengetahui segalanya."

TJANDRA DEWI | AP | NASA

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

19 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

19 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

22 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya