Penyelamatan Hiu Terganjal di Doha  

Reporter

Editor

Kamis, 18 Maret 2010 08:29 WIB

japanprobe.com
TEMPO Interaktif, Doha - Upaya penyelamatan ikan terganas di lautan dari panasnya mangkuk sup terganjal setelah Cina, Jepang, dan Rusia bahu-membahu menggagalkan proposal yang diajukan Amerika Serikat dalam pertemuan perdagangan satwa liar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa lalu. Ketiga negara itu mengajukan alasan bahwa larangan ekspor ikan hiu dikhawatirkan merugikan negara-negara miskin.

Perlawanan terhadap proposal hiu itu muncul beberapa jam setelah Oceana, kelompok konservasi kelautan, menyampaikan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa tingginya permintaan akan sup sirip ikan hiu di Asia mendorong banyak spesies hiu ke arah kepunahan. Upaya tak mengikat tersebut bertujuan meningkatkan transparansi dalam perdagangan hiu serta lebih banyak riset tentang ancaman penangkapan ilegal terhadap hiu.

Semula upaya konservasi hiu diperkirakan memperoleh persetujuan dari komite Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES), yang beranggotakan 175 negara. Namun Amerika Serikat, yang didukung Uni Eropa dan sejumlah negara lainnya, tak bisa meraih dua per tiga suara mayoritas yang diperlukan untuk meloloskan proposal itu. Kegagalan mengumpulkan suara mayoritas ini terjadi setelah Cina, Rusia, Jepang, dan beberapa negara berkembang menyatakan bahwa populasi hiu tidak mengalami penurunan drastis.

Keputusan itu dikhawatirkan menjadi pertanda buruk bagi perundingan lain yang akan membahas proposal satwa laut yang lebih kontroversial dalam dua pekan ini. Proposal lain yang diperkirakan memancing pro dan kontra adalah larangan ekspor tuna sirip biru Atlantik, yang populer di kalangan penggemar sushi, dan pengetatan perdagangan delapan spesies hiu lainnya.

"Apa yang terjadi hari ini adalah sejumlah kelompok yang tak setuju dengan pendaftaran spesies ikan yang ditangkap untuk tujuan komersial dalam CITES mulai unjuk gigi," kata Glenn Sant, pemimpin program kelautan global di lembaga konservasi TRAFFIC. "Saya khawatir, tanpa mempertimbangkan fakta dan logika yang terkandung dalam materi proposal, mereka langsung melakukan pemungutan suara pada bidang yang tak mereka setujui."

Sebagian besar argumen yang digunakan oleh Cina, Jepang, Rusia, dan sejumlah negara Afrika Utara untuk menentang pemberlakuan larangan ekspor itu diperkirakan akan didaur ulang oleh delegasi lain pada akhir pekan ini ketika proposal untuk memperketat regulasi perdagangan hiu mulai dibahas.

Dalam pembahasan Selasa lalu, Cina dan Rusia menyanggah pernyataan bahwa populasi hiu tertekan akibat penangkapan secara berlebihan. Jepang menegaskan, tindakan konservasi yang diterapkan saat ini sudah lebih dari cukup. Negara berkembang seperti Libya dan Maroko mengeluhkan upaya perlindungan hiu yang diajukan Palau dan Amerika Serikat itu akan merusak perekonomian negara-negara miskin yang mengandalkan sektor perikanan dan membebani mereka dengan langkah penegakan hukum yang mahal.

Delegasi Cina mengatakan tak ada bukti ilmiah bahwa kelangsungan hidup hiu terancam, dan CITES bukanlah forum yang tepat untuk menangani isu ini. Cina memilih menyerahkan regulasi itu kepada lembaga yang berwenang, seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) serta badan regional, yang menurut para aktivis konservasi telah gagal menghentikan penangkapan ikan ilegal dan tetap mempertahankan kuota ekspor mereka.

Sebelumnya, Oceana mengemukakan temuannya bahwa tak kurang dari 73 juta hiu dibantai setiap tahun, terutama untuk diambil siripnya. Sebagian besar sirip hiu diekspor ke Cina. Sup sirip hiu adalah hidangan istimewa dalam kultur tradisional Cina yang kerap disajikan dalam jamuan makan dan pernikahan. Permintaan akan sup itu melonjak tajam bersamaan dengan meningkatnya jumlah keluarga kelas menengah Cina yang kian makmur.

TJANDRA DEWI | AP | CITES

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya