Peneliti Yakin Graphene Penyerap Hidrogen Terbaik

Reporter

Editor

Jumat, 19 Maret 2010 20:33 WIB

Graphene

TEMPO Interaktif, Jakarta - Graphene – carbon pembentuk lembaran tebal atom tunggal—kini sepertinya menjajikan sebagai penangkap hidrogen. Berdasarkan penelitian the National Institute of Standards and Technology dan the University of Pennsylvania menunjukkan tumpukan lapisan graphene berpotensi menyimpan dengan aman hidrogen, sebagai bahan bakar sel dan aplikasi lainnya.

Lempengan Graphene telah menjadi meterial populer dalam beberapa tahun terakhir. Sifatnya yang konfuktif, termal, dan bersifat optik, membuatnya bisa berguna sebagai sensor dan perangkat semikonduktor.

Setiap material asli tak menyimpan hidrogen secara baik. Tim ilmuwan di NIST Center for Neutron Research menyatakan saat teroksidasi tumpukan lembaran graphene, yang dibuat seperti geladak tempat parkir bertingkat, dengan dihubungkan tiap lapisan dengan jarak tertentu maka kerangka graphene oksida (GOF) bisa mengumpulkan hidrogen dengan jumlah lebih baik.

Terinspirasi dalam pembuatan GOF oleh kerangka organik logam bisa menjadi pengaman simpanan hidrogen. Tim baru saja menangkap struktur perangkat baru. "Tidak ada orang lain yang pernah membuat GOF, sejauh pengetahuan kami," kata NIST teoretikus Taner Yildrim. "Apa yang telah kita temukan sejauh ini, meskipun, menunjukkan GOFs dapat memegang lebih dari seratus kali molekul hidrogen dari oksida dibandingkan kemampuan graphene biasa. Sintesis yang mudah, biaya rendah dan non-toksisitas graphene membuat bahan ini menjanjikan sebagai alat penyimpanan gas.”

GOF bisa mempertahankan satu persen berat hidrogen pada suhu 77 derajat Kelvin dan tekanan atmosfer biasa - kira-kira sebanding dengan 1,2 persen dalam penelitian yang baik—.

Advertising
Advertising

Potensi lain temuan tim mungkin bermanfaat hubungan tidak biasa antara GOF dengan suhu dan penyerapan hidrogen. Dalam kebanyakan penyimpanan bahan, semakin rendah suhu, semakin banyak penyerapan hidrogen. Namun, tim menemukan GOF berperilaku cukup berbeda.

Meskipun GOF dapat menyerap hidrogen, tapi hal ini tak banyak mempeengaruhi jumlah pada suhu di bawah 50 Kelvin. Selain itu, proses tak melepaskan hidrogen di bawah suhu pengalang menunjukkan dengan penelitian lebih lanjut, GOF mungkin bisa digunakan sebagai penyimpan hidrogen sekaligus pelepas hidrogen jika diperlukan. Ini merupakan aplikasi dasar dalam bahan bakar sel.

Beberapa kemampuan GOF mengacu pada hugungan molekul mereka sendiri. Tim menggunakan molekul asam boronat benzena yang berinteraksi kuat dengan unsur hidrogen penyusunnya. Tetapi dengan menjaga beberapa angstrom dari ruang antara lapisan graphene - mirip dengan cara memegang sebuah tiang langit-langit - mereka meningkatkan luas permukaan dari setiap lapisan, memberikan lebih banyak tempat bagi keberadaan hidrogen.

Menurut tim, GOF akan cenderung berprolaku lebih baik setelah tim menjajaki parameter lebih rinci. "Kami akan mencoba mengoptimalkan kinerja dan mengeksplorasi GOF dengan menghubungkan molekul lain juga," kata Jacob Burress, peneliti NIST lainnya. "Kami ingin menjelajahi hubungan temperatur dengan penyerapan kenetis yang tidak biasa, serta apakah mereka mungkin berguna sebagai penangkap gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan racun seperti amonia."

SCIENCEDAILY | PURW

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya