Penggunaan Dispersant Justru Memperparah Polusi  

Reporter

Editor

Rabu, 19 Mei 2010 21:53 WIB

Dispersant

TEMPO Interaktif, New Orleans - Lebih dari 2,1 juta liter zat pendispersi tumpahan minyak (dispersant) disemprotkan ke Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Zat kimia yang digunakan untuk memecah gumpalan minyak sehingga mudah diuraikan oleh mikroba laut itu ternyata membaca bencana baru bagi terumbu karang di kawasan tersebut.

Kedalaman sumber minyak yang bocor dan penggunaan dispersant, termasuk penyuntikan zat itu langsung ke lokasi kebocoran di dalam laut, memang membantu mencegah minyak mentah tersebut naik ke permukaan laut. Para ilmuwan kelautan mengatakan difusi dan menenggelamkan minyak membantu melindungi spesies binatang yang hidup di permukaan laut, begitu pula garis pantai Pesisir Teluk, namun meningkatkan ancaman bagi terumbu karang laut dalam, yang kerap dianggap sebagai indikator kesehatan laut.

"Pada awalnya kami amat khawatir terhadap binatang permukaan, seperti penyu, paus, dan lumba-lumba," kata Paul Montagna, pakar biologi kelautan di Texas A&M University Corpus Christi, yang mempelajari terumbu karang Teluk. "Kini kami khawatir terhadap segalanya."

Pekan lalu, para ilmuwan mengatakan hasil simulasi komputer memperlihatkan bagaimana minyak telah memasuki Loop Current, arus hangat di Teluk Meksiko yang mengalir ke utara antara Kuba dan Yucatán. Itu berarti arus akan membawa minyak kental beracun tersebut menuju Keys, barisan terumbu karang ketiga terpanjang di dunia.

Minyak itu kini mendekati jajaran terumbu karang sedalam 100-150 meter yang membentang 98,2 kilometer di selatan Louisiana, atau lebih dikenal sebagai Pinnacles. Terumbu karang Pinnacles adalah satu dari sembilan karang meja dan daerah berdasar keras yang terhampar dari Texas hingga Florida, yang sempat diajukan sebagai suaka laut Islands in the Stream oleh National Oceanic and Atmospheric Administration pada 2008. Status suaka akan membatasi penangkapan ikan dan pengeboran minyak di sekitar "pulau-pulau" karang itu, namun rencana tersebut ditangguhkan karena ditentang nelayan, industri perminyakan, dan anggota Partai Republik.

Para ilmuwan menemukan tumpahan minyak bawah laut di lokasi kebocoran itu mencapai panjang 16 kilometer--sebuah ancaman bagi lingkungan laut dalam yang tak diduga sebelumnya, kata Samantha Joye, dosen ilmu kelautan di University of Georgia.

Mikroba yang hidup ratusan meter di bawah permukaan laut memang dapat membersihkan tumpahan minyak itu, namun hal tersebut menyerap habis oksigen dari air laut. "Karang laut dalam banyak ditemukan di dasar laut di kawasan Teluk, dan mereka membutuhkan oksigen," kata Joye. "Tanpa itu, mereka tak bisa selamat."

Para pakar lingkungan mengatakan keputusan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA), yang mengizinkan BP menyuntikkan zat kimia pendispersi langsung ke laut dalam, mungkin dapat membantu melindungi rawa dan lahan basah di Pesisir Teluk yang amat vital. Namun pertukaran itu justru akan menimbulkan efek signifikan pada kehidupan laut yang lebih besar.

Minyak yang bercampur dengan bahan kimia dapat menyebar ke dalam air dengan jauh lebih mudah, tak lagi mengapung di permukaan, dan dapat memotong hamparan terumbu karang yang lebih dalam, seperti Pinnacles. Edward van Vleet, dosen oseanografi kimia di University of South Florida, mengatakan efek negatif dari penggunaan dispersant itu adalah zat tersebut membuat minyak tenggelam serta melapisi koral dan organisme karang lainnya membuat mereka tak bisa bernapas.

Ketika minyak yang terdispersi itu pecah menjadi butiran yang lebih kecil, minyak tersebut akan menimbulkan pencemaran yang jauh lebih buruk. Butiran minyak akan lebih mudah termakan oleh organisme karang kecil serta dapat membunuh mereka dan menimbulkan tumor atau sesuatu yang lebih berbahaya.

Pejabat federal yang mengawasi suaka kelautan dan perikanan menyatakan masih terlampau dini untuk menyatakan bagaimana terumbu karang dan habitat penting lainnya mengalami kerusakan, demikian dikatakan Dr Jane Lubchenco, pejabat tinggi NOAA. Lembaga yang menangani suaka kelautan itu juga bertanggung jawab memperkirakan ongkos finansial kebocoran minyak terhadap lingkungan laut dan perikanan. Pinnacles adalah habitat berbagai jenis ikan yang amat penting bagi industri perikanan, semisal kakap merah, kepiting, dan udang.

Pembuatan suaka laut sepanjang ratusan kilometer di Teluk, kata Montagna, memang tak akan memblokade eksplorasi minyak dan gas di lokasi meledaknya anjungan Deepwater Horizon. Meski demikian, ia melanjutkan, penetapan suaka akan menghasilkan peraturan lingkungan yang jauh lebih ketat bagi terumbu karang yang dekat dengan lokasi tumpahan, bahkan pembatasan pengeboran. "Jika Anda dapat membayangkan binatang-binatang yang hidup di bebatuan menyaring makanan dari air, dan dispersant membuat minyak tenggelam, itu adalah masalah besar," kata Montagna.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam laporan National Academy of Sciences 2005 menunjukkan bahwa minyak yang tercampur dengan dispersant mengganggu reproduksi koral dan membuat larvanya cacat. Studi itu mengusulkan agar pemerintah federal melakukan penelitian mendalam sebelum menggunakan zat pendispersi tersebut dalam jumlah besar.

Terumbu karang, yang menjadi pelopor bagi kehidupan laut karena menyediakan tempat tinggal dan makanan bagi kehidupan laut lainnya, terbentuk dari organisme hidup yang mengeluarkan kalsium karbonat sebagai kerangka luarnya. Polutan, seperti tumpahan minyak, dapat membuat mereka kehabisan oksigen atau lebih rentan terhadap bleaching, yang menghambat pertumbuhan dan reproduksinya. Temperatur hangat Florida dapat mempercepat pemulihan terumbu karang yang rusak di sana. Sebaliknya terumbu karang laut dalam di perairan dingin di dekat sumber minyak yang bocor itu membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk pulih.

TJANDRA DEWI | AP | NATURE | GUARDIAN

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

47 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

51 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

28 Januari 2024

Temui Emil Salim, Ganjar Diskusi soal Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan

Baca Selengkapnya

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

25 Januari 2024

Tim Kampanye Anies Baswedan Serukan Revisi UU Cipta Kerja

Tim kampanye tiga pasangan capres-cawapres bicara tentang perlindungan lingkungan hidup. Timnas Anies Baswedan menilai UU Cipta Kerja harus direvisi.

Baca Selengkapnya