TEMPO Interaktif, Jakarta - Pencemaran minyak karena meledak dan terbakarnya anjungan di Teluk Meksiko semakin meluas. Setiap hari, sedikitnya 5000 barel emas hitam tumpah ke laut. Seorang peneliti mengusulkan cara untuk mendeteksi sampai sejauh mana pencemaran akibat semburan minyak itu dengan mengukur jejak metanol.
Adalah David Valentine, seorang ahli geokimia kelautan dari Univerity of California, Santa Barbara yang menuliskan gagasannya melalui Jurnal Nature. Menurut dia, metanol atau metil alkohol menguasai 40 persen dari massa minyak mentah. Metanol yang juga dikenal sebagai spirtus ini adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH.
Namun, Valentine mengingatkan, metanol mudah menguap. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air. Olehkarenanya, dia meminta supaya penelitian untuk mengetahui luasnya pencemaran minyak ini segera dilakukan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan para peneliti.
Selain mengetahui seberapa luas pencemaran melalui zat metanol dan foto satelit, Valentine juga mengusulkan penelitian langsung ke tengah laut yang tercemar untuk mengambil sampel atau contoh minyak yang telah bercampur dengan air laut untuk mengetahui kekentalannya. "Karena sebagian metanol berada di bawah lapisan minyak," katanya. "Ini pertarungan melawan waktu, jangan sampai spirtus ini menguap dan hilang."
Rini | LiveScience
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya