Gelang Pemantau Alkohol ala Lindsay Lohan

Reporter

Editor

Senin, 31 Mei 2010 07:05 WIB

Lindsay Lohan
TEMPO Interaktif, New York - Ada yang berbeda dengan penampilan Lindsay Lohan dalam sepekan ini. Aktris yang biasa menggunakan gaun chic yang memamerkan kaki indahnya itu kini tampil dengan celana jins yang menutup rapat kakinya. Perubahan itu ternyata disebabkan oleh adanya gelang kaki baru yang melilit pergelangan kakinya. Tapi bukan gelang trendi bermandikan permata supermahal dari rumah mode terkemuka seperti yang biasa dikenakan aktris cantik itu, melainkan sebuah gelang monitor alkohol.

Gelang kaki itu harus dipakai Lindsay selama 24 jam atas perintah seorang hakim yang marah karena aktris itu tidak muncul dalam hearing di Beverly Hills, pekan sebelumnya. Dia harus hadir di pengadilan berkaitan dengan tindakannya mengemudi di bawah pengaruh alkohol pada 2007. Ketika mangkir dari pengadilan itu, Lindsay justru ketahuan menghadiri Festival Film Cannes di Prancis.

Ketidakhadiran di pengadilan Los Angeles itu membuahkan surat perintah penahanan baginya, tapi Lindsay bersedia membayar uang jaminan sebesar US$ 100 ribu dan setuju mematuhi persyaratan yang ditetapkan pengadilan. Gadis 23 tahun itu dilarang minum alkohol dan harus mengenakan gelang kaki SCRAMx. Dia juga setuju menjalani tes obat secara acak setiap minggu.

Jika gelang tersebut dapat menjauhkan selebritas seperti Lindsay dari minuman beralkohol, tentu banyak orang tua yang berminat membelinya untuk mencegah putra-putrinya yang beranjak dewasa dari minum minuman keras. Sayang, untuk sementara waktu gelang hitam itu hanya dijual kepada pengadilan, petugas pembebasan bersyarat, dan petugas berwenang lain yang ingin memastikan pengendara mabuk atau orang yang melakukan kekerasan yang berkaitan dengan alkohol tidak menyentuh minuman itu lagi. "Mungkin suatu saat itu akan dipasarkan," kata Kathleen Brown, seorang juru bicara Alcohol Monitoring Systems Inc., perusahaan pembuat gelang kaki alkohol itu.

Gelang SCRAMx buatan perusahaan itulah yang kini melekat di pergelangan kaki Lindsay. Ini bukan pertama kalinya dia harus mengenakan SCRAMx, dan Lindsay juga bukan satu-satunya pesohor yang harus mengenakan gelang itu. Aktris sekaligus rapper Eve juga mengenakannya, dan mantan bintang basket Jayson Williams dipaksa untuk memakai gelang itu awal tahun ini.

Gelang itu amat mirip gelang kaki elektronik yang telah lama digunakan untuk mencegah tersangka atau narapidana yang bebas bersyarat meninggalkan rumah. Gelang itu menggunakan teknologi yang sama seperti Breathalyzer, sebuah alat untuk mengukur kadar alkohol darah dari sampel napas. Bukannya mengecek alkohol lewat napas dari mulut, gelang SCRAMx mengambil sampel keringat di kulit. Setelah mengonsumsi alkohol, zat itu pada akhirnya memasuki aliran darah dan sebagian dibuang lewat kulit.

Gelang itu mengetes kulit setiap setengah jam. Jika ditemukan adanya jejak alkohol, zat itu akan menyebabkan reaksi kimia pada sel bakar alat tersebut. Pelanggaran akan diketahui oleh pengadilan atau petugas pembebasan bersyarat lewat informasi yang dikirimkan lewat line telepon ke perusahaan SCRAMx setiap hari jika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,02 atau lebih.

Alat itu tak akan mendeteksi pelanggaran bila jumlah alkohol yang dikonsumsi amat sedikit, serta perlu waktu lama untuk mencapai kulit. Menurut Brown, seorang lelaki dengan berat 82 kilogram akan tercatat memiliki kandungan alkohol dalam darah 0,02 bila minum 147,8 mililiter minuman beralkohol dalam waktu kurang dari satu jam dengan perut kosong.

Gelang alkohol yang disebut SCRAM, singkatan dari Secure Continuous Remote Alcohol Monitoring atau pemantauan alkohol dari jarak jauh secara terus-menerus, telah digunakan sejak 2003, dan diterapkan di seluruh negara bagian Amerika, kecuali Hawaii. "Hingga saat ini gelang kaki itu telah dikenakan oleh 136 ribu orang selama rata-rata 90 hari, kata Brown. "Harga alat sekitar US$ 1.500 per unit."

South Dakota memiliki 600 unit SCRAM dan menggunakannya dalam 24/7 Sobriety Project, bagi mereka yang membutuhkan pemantauan alkohol setiap hari. Mereka dapat memilih datang dua kali sehari ke penjara setempat untuk menjalani tes napas atau mengenakan gelang kaki. "Beberapa orang tidak mau melihat deputy sheriff dua kali sehari. Itu pengalaman yang memalukan," kata Jaksa Agung South Dakota, Marty Jackley.

Bila diberi pilihan antara sobriety project atau penjara, "Sebagian besar orang jelas akan memilih kembali ke tengah keluarganya, kembali ke pekerjaannya, menjadi orang tua yang baik dan berusaha keras," kata Jackley.

Juru bicara Departemen Los Angeles County Sheriff, Steve Whitmore, mengatakan SCRAM kerap kali digunakan dan sangat efektif. Menurut dia, banyak cerita tentang orang yang berusaha mengutak-atik sinyal gelang itu. "Saya mendengar ada orang yang mencoba memasukkan kulit ayam di antara sinyal dan kulitnya, tapi itu tak berhasil," ujarnya.

Brown mengatakan alat itu telah dilengkapi dengan sensor yang akan mengecek adanya guncangan.

Stephen Bouchard, seorang hakim di Jefferson County, Missouri, berkali-kali harus menangani kasus orang yang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dia menyatakan amat menyukai gelang kaki itu. Mereka terkadang harus melepas seseorang dengan jaminan, dan para pelanggar hukum itu dikenai denda sebesar US$ 12 per hari. "Anda pasti tak ingin orang dalam seperti itu bebas, mabuk dan mencelakai orang lain," katanya. "Gelang ini menghentikannya."

Dia mengatakan gelang kaki itu juga digunakan dalam pelanggaran yang berkaitan dengan alkohol lainnya, seperti kekerasan dalam rumah tangga. Dalam beberapa kasus, seseorang harus mengenakan gelang kaki itu lebih lama daripada biasanya. "Itu seperti selimut pengaman mereka," ujarnya. "Selama mereka mengetahui bahwa gelang itu bekerja, mereka lebih mengendalikan kebiasaan minumnya."

TJANDRA DEWI | AP | ALCOHOL MONITORING

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya