TEMPO Interaktif, Amerika - Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Arlington, Virginia melaporkan sampah luar angkasa berpotensi merusak jaringan komunikasi di bumi. Dari pantauan Pentagon, terdapat sekitar 3000 satelit yang ada di orbit bumi. Sementara sampah luar angkasa menjadi begitu berbahaya karena memiliki kecepatan yang sangat tinggi.
Seorang ilmuwan roket Bharath Gopalaswamy mengingatkan pernah terjadi tabrakan antara satelit komunikasi Amerika dengan satelit militer Rusia yang telah tak digunakan lagi atau sudah menjadi sampah pada tahun lalu. Sampah bangkai satelit militer Rusia itu memiliki kecepatan sekitar 15 ribu kilometer perjam dan membuat 1500 serpihan puing sampah luar angkasa.
Selain itu, sebuah sampah luar angkasa yang ukurannya lebih kecil daripada ujung jari pernah hampir menghantam Stasiun Luar Angkasa Internasional. Akibatnya, tiga kosmonot berusaha menyelamatkan diri dengan cara berlindung di pesawat luar angkasa Soyuz.
Meskipun sangat kecil, sampah yang menabrak stasiun luar angkasa internasional itu memiliki kecepatan hingga 27 ribu kilometer per jam sehingga bisa merusak kaca satelit. Menurut hasil penelitian American University di Washington, sampah luar angkasa sebesar kelereng saja memiliki daya rusak setara dengan menjatuhkan peti seberat 180 kilogram dari lantai sepuluh.
Banyaknya sampah di luar angkasa membuat Amerika mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa supaya membuat peringatan kepada perusahaan dan negara-negara agar tidak mengacaukan orbit bumi. "Luar angkasa juga membutuhkan kebojakan dan hukum untuk melindungi kepentingan orang banyak," kata Direktur Luar Angkasa PBB, Mazlan Othman.
Rini K | Dailymail
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya