TEMPO Interaktif, Jakarta - Planet-planet di tata surya lahir dari tabrakan antara planet-planet kecil yang berputar mengelilingi matahari. Dalam tabrakan itu, planet kecil "meleleh" dan membentuk planet-planet yang lebih besar.
Selama ini para ilmuwan memperkirakan bumi dan bulan terbentuk ketika tata surya berusia 30 juta tahun atau sekitar 4.537 juta tahun yang lalu.
Namun penelitian terbaru dari University of Copenhagen, Denmark menunjukkan bahwa bumi dan satelitnya ini terbentuk sekitar 120 juta tahun lalu atau yang paling paling belakangan dari planet lainnya dalam tata surya.
Menurut para peneliti, bumi dan bulan terbentuk setelah terjadi tumbukan antara dua planet yang besarnya hampir sama dengan Mars dan Venus. Tabrakan terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam dengan suhu bumi yang lebih tinggi dari bulan.
Untuk mengetahui berapa usia bumi dan bulan, para peneliti memeriksa unsur-unsur tertentu dalam "mantel" bumi. Unsur itu diantaranya Hafnium-182, zat radioaktif yang membusuk dan dikonversi menjadi isotop tungsten-182.
"Isotop tungsten dapat mengungkapkan apakah inti besi dan permukaan batu hasil tabrakan tadi telah bercampur," kata ketua tim peneliti Tais W. Dahl dari University of Copenhagen. Batu dan besi yang bercampur ini merupakan unsur yang ada dalam pembentukan planet. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Earth and Planetary Science Letters.
Dailymail | Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya