Terungkap, Bagaimana Buaya Melintasi Samudra

Reporter

Editor

Kamis, 10 Juni 2010 08:38 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Brisbane - Kemampuan berenang pas-pasan bukanlah kendala bagi buaya muara, reptil air terbesar di dunia, untuk menyeberangi samudra luas yang memisahkan pulau-pulau Pasifik Selatan. Bagai peselancar andal menangkap gelombang, buaya ini dapat menaiki arus permukaan laut untuk menyeberangi samudra terbuka.

Buaya muara atau air asin (Crocodylus porosus) adalah binatang buas raksasa yang dapat tumbuh sepanjang 7 meter dan beratnya lebih dari 1.000 kilogram. Binatang berkulit keras ini diketahui kerap memangsa hiu, bahkan menyerang benda-benda yang tak dapat dimakan, seperti menghantam perahu, karena dikiranya sebagai pesaing yang akan merebut mangsa. Gigitannya sangat kuat, tekanannya hampir 2 ton, cukup besar untuk menghancurkan tulang atau mengoyak kerangka kapal dari aluminum.

Predator mematikan ini berburu di perairan tropis di India selatan, Asia Tenggara, dan Australia utara. Meski buaya ini menghabiskan sebagian besar waktunya di air asin, mereka bukanlah reptil laut seperti penyu laut karena buaya muara ini bergantung pada daratan untuk makan dan tempat tinggal.

Banyak laporan bahwa buaya itu terlihat jauh di tengah laut, tapi tidak ada yang pasti. Kini, untuk pertama kalinya, menggunakan pemancar sonar dan pelacak satelit, para ilmuwan menemukan bahwa buaya air asin benar-benar bisa menaiki arus samudra untuk menempuh perjalanan jauh, membuat mereka bisa berpindah dari satu pulau ke pulau lain. "Karena buaya adalah perenang yang buruk, hampir tak mungkin mereka berenang menyeberanginya," kata Hamish Campbell, ahli ekologi perilaku dari University of Queensland di Australia. "Tapi mereka bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum di air asin dalam periode lama sehingga ketika ada arus permukaan laut mereka bisa menempuh perjalanan jauh."

Cara buaya muara berpindah pulau itu terungkap lewat riset yang dilakukan tim ilmuwan--termasuk mendiang Steve Irwin, "The Crocodile Hunter"--di Sungai Kennedy di timur laut Australia. Mereka telah menandai 27 buaya muara dewasa dengan pemancar sonar, dan memasang 20 penerima bawah air sepanjang 63 kilometer sungai itu untuk melacak setiap gerakan reptil tersebut selama setahun. Mereka menemukan buaya betina maupun jantan dewasa melakukan perjalanan jarak jauh itu secara reguler, hingga 48 kilometer dari tempat tinggal mereka di mulut sungai.

Advertising
Advertising

Para ilmuwan juga menemukan buaya itu memulai perjalanan jarak jauhnya dalam waktu satu jam setelah arus berubah, membuat mereka hanyut terbawa arus. Mereka menyudahi perjalanan itu dengan bergerak ke tepi sungai atau menyelam ke dasar sungai ketika arus berlawanan arah. Para ilmuwan menemukan hal ini ketika tengah mempelajari kebiasaan teritorial buaya itu. "Saya tak menyangka mereka bisa melakukan perjalanan jarak jauh ke laut," kata Campbell.

TJANDRA | LIVESCIENCE

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

10 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

10 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

13 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya