TEMPO Interaktif, Jakarta - Matahari telah menjadi inspirasi bagi ratusan lagu, tapi sekarang para ilmuwan telah menemukan bahwa bintang di pusat sistem tata surya kita itu memproduksi musik sendiri.
Astronom di University of Sheffield telah berhasil merekam untuk pertama kalinya harmoni musik menakutkan yang dihasilkan oleh medan magnet di atmosfer luar matahari.
Mereka menemukan bahwa loop magnetik besar yang melingkar jauh dari lapisan atmosfer luar matahari, yang dikenal sebagai loop mahkota, bergetar seperti senar pada alat musik.
Dalam kasus lain, mereka berperilaku lebih seperti gelombang suara saat mereka berjalan melalui instrumen angin.
Menggunakan citra satelit dari loop ini, yang panjangnya dapat lebih dari 60.000 mil, para ilmuwan mampu menciptakan suara dengan mengubah getaran yang terlihat menjadi suara-suara dan mempercepat frekuensi sehingga terdengar ke telinga manusia.
Profesor Robertus von Fay-Siebenburgen, kepala kelompok riset fisika surya di Universitas Sheffield, mengatakan: "Sangat indah dan menarik untuk mendengar suara-suara ini untuk pertama kalinya dari sumber yang besar dan kuat ini .
"Ini adalah jenis musik karena dia memiliki harmoni.
"Hal ini memberi kita cara baru untuk belajar tentang matahari dan memberi kita wawasan baru tentang fisika yang berlangsung di dalam lapisan luar matahari di mana suhu mencapai jutaan derajat."
Loop koronal dianggap terlibat dalam produksi jilatan api matahari yang melemparkan partikel bermuatan ke angkasa, menciptakan sebuah fenomena yang dikenal sebagai badai angkasa.
Ketika aktivitas matahari meningkat, badai angkasa yang dihasilkan dapat menghasilkan bencana di bumi, menghancurkan peralatan elektronik, jaringan daya terlalu panas dan merusak satelit.
NASA pekan lalu memperingatkan bahwa aktivitas matahari yang mulai meningkat menyusul periode diperpanjang aktivitas rendah dan menuju tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya membuang energi magnetik ke dalam tata surya hingga tahun 2013.
Profesor Fay-Siebenburgen mengatakan penelitian musik "matahari" akan memberikan cara baru dalam memahami dan memprediksi jilatan api matahari sebelum terjadi.
Loop koronal bergetar dari satu sisi ke sisi lain karena mereka "dipetik" seperti senar gitar oleh gelombang ledakan dari ledakan di permukaan matahari.
Para ilmuwan juga menemukan loop bergetar mundur dan maju dengan cara yang meniru gelombang akustik dalam instrumen angin.
Penelitian Profesor Fay-Siebenburgen terungkap saat Universitas Sheffield meluncurkan sebuah proyek baru, yang disebut Proyek Sunshine, yang ditujukan untuk menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan dan memahami kekuatan matahari.
Dia berkata: "Loop ini berosilasi seperti dawai pada gitar atau udara dalam instrumen angin. Seiring waktu gelombang mati dan memberitahu kita bahwa hal-hal baru tentang fisika di atmosfer matahari."
TELEGRAPH | EZ
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya