TEMPO Interaktif, Jakarta - Teleskop luar angkasa Convection, Rotation, and Transits (COROT), yang dioperasikan lembaga ruang angkasa Prancis, CNES, "menangkap" planet baru yang berada di luar sistem tata surya pada pertengahan Juni lalu. Koleksi planet terbaru ini meliputi COROT-8b, COROT-10b, COROT-11b, COROT-12b, COROT-13b, COROT-14b, dan COROT-15b.
Planet-planet tersebut berasal dari kelas planet yang dikenal sebagai Hot Jupiters. Disebut Hot Jupiters karena terletak di luar tata surya dan memiliki kemiripan atau sifat yang hampir sama dengan planet Jupiter. Masing-masing planet memiliki keunikan tersendiri. Ada yang disebut planet kerdil berwarna cokelat, planet yang memiliki rotasi supercepat sampai planet yang beku seperti es.
"Tiap planet ini memiliki daya tarik tersendiri," kata salah satu peneliti dari Jurusan Fisika Universitas Oxford, Dr Suzanne Aigrain. "Tapi yang paling menarik adalah bagaimana mereka bisa memiliki karakter yang berbeda-beda."
Adapun peneliti di Laboratoire d'Astrophysique de Marseille (LAM), yang juga kepala program planet COROT, Magali Deleuil, mengatakan, setiap ditemukan planet yang letaknya di luar sistem tata surya kita, akan menjadi sebuah teka-teki bagaimana planet itu bisa terbentuk dan berevolusi.
Para peneliti dapat mengetahui planet di luar tata surya dengan cara mengamati dengan menggunakan teknik transit terhadap sejumlah besar bintang dalam jangka waktu yang lama. Metode transit ini adalah salah satu dari beberapa cara yang digunakan untuk mencari eksoplanet atau planet yang berada di luar tata surya. Dari teknik transit ini, para peneliti dapat menentukan jari-jari planet dengan mengukur kedalaman transit, mengamati kondisi permukaan dan mengambil gambar planet tersebut.
Mari kenali lebih dalam mengenai "anak baru" di kelas Hot Jupiters ini. Planet COROT-8b merupakan planet dengan ukuran terkecil kedua yang pernah ditemukan teleskop COROT. Dengan ukuran 70 persen lebih kecil dari Saturnus, planet ini memiliki suhu yang sangat dingin sampai membeku seperti es.
Planet berikutnya, yakni COROT-10b, memiliki keunikan karena bentuk orbitnya yang memanjang. Artinya, planet itu bisa menempati posisi yang sangat dekat sekaligus sangat jauh dari bintangnya. Orbit yang memanjang mengakibatkan perubahan suhu yang ekstrem, 250 sampai 600 derajat Celsius.
Di kelas Hot Jupiters, COROT-11b dikenal sebagai planet yang berputar cepat. Planet ini berputar pada porosnya dalam waktu kurang dari dua hari atau selama 40 jam sehari. "Planet ini seperti bintang yang berputar cepat," kata Davide Gandolfi, ESA Research Fellow, yang memimpin studi COROT-11b.
Para ilmuwan telah mengelompokkan trio planet raksasa dalam kelas Hot Jupiters, yakni COROT-12b, 13b, dan 14b. Meskipun ketiga planet ini memiliki orbit yang sangat dekat, mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda. COROT-13b, misalnya, meskipun berukuran lebih kecil dari Jupiter, kepadatannya dua kali lebih besar ketimbang Jupiter. Artinya, kemungkinan ada batu besar yang menjadi inti di dalam planet tersebut.
Sementara itu, COROT-12b memiliki panas yang luar biasa, disebabkan oleh radiasi bintang. Adapun COROT-14b memiliki ukuran sama dengan Jupiter, tapi massanya 7,5 kali lebih berat dan enam kali kepadatan planet terbesar yang ada pada tata surya kita.
Terakhir adalah COROT-15b. Planet ini berukuran kecil dan berwarna cokelat sehingga kerap disebut planet "kurcaci cokelat". Mininya planet ini kira-kira berukuran 60 kali lebih kecil dari Jupiter. Namun kepadatannya sekitar 40 kali lebih padat dari Jupiter.
Sciencedaily |Space.com |Rini K