TEMPO Interaktif, Jakarta - Para ilmuwan dari University of Kansas dan Smithsonian Institute di Washington DC meyakini kehidupan di bumi akan punah setiap 27 juta tahun.
Penelitian yang diberi nama "extinction events" atau peristiwa kepunahan ini bermula pada 500 juta tahun lalu. Pada 1980-an ilmuwan percaya bahwa kepunahan Bumi terjadi karena ada bayangan Matahari atau nemesis yang menembus awan Oort dan mengirim hujan komet ke Bumi.
Awan Oort adalah "gerombolan" debu dan es yang diyakini terletak sekitar satu tahun cahaya dari matahari dan merupakan tempat asal berbagai komet yang melalui tata surya kita. Nemesis memiliki orbit yang berputar setiap 27 juta tahun sekali.
Peristiwa kepunahan terakhir, yang mengakibatkan 10 persen dari penduduk bumi musnah, menurut ilmuwan terjadi pada 11 juta tahun yang lalu. Ketika itu, ada asteroid yang menabrak Bumi dan diyakini menjadi salah satu alasan utama di balik kepunahan dinosaurus.
Asteroid tersebut diperkirakan memiliki lebar sekitar 15 kilometer lebar dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat dari bom atom di Hiroshima. Kejadian itulah menghapus lebih dari setengah spesies di planet Bumi dan membuka jalan bagi mamalia untuk menjadi spesies dominan di Bumi.
"Dari kalkulasi kami, setidaknya masih tersisa 16 juta tahun lagi sebelum bumi mencapai masa kepuhana berikutnya," kata peneliti.
Dailymail|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya