Pemanasan Global Bikin Marmut Tambah Gemuk  

Reporter

Editor

Kamis, 22 Juli 2010 17:12 WIB

Marmut
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemanasan global membikin pusing banyak orang. Tapi tahukah Anda bahwa marmut justru memetik keuntungan dari perubahan iklim global itu?

Sebuah penelitian sekelompok ilmuwan di Colorado menemukan bahwa marmut justru menjadi lebih gemuk tubuhnya lantaran perubahan iklim. Suhu yang lebih hangat rupanya membuat marmut lebih cepat bangun dari masa hibernasi dan lebih banyak makan.

Saban tahun ilmuwan di sana selalu melakukan penghitungan marmut belang kuning di Upper East River Valley. Makin mendekati akhir-akhir ini, para ilmuwan itu merasa kegiatan mereka tambah melelahkan.

Penyebabnya, menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature itu, ternyata lantaran populasi marmut semakin besar. Marmut menjadi satu dari sedikit satwa yang bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan temperatur global. Beruang kutub misalnya, justru merana.

Namun, para ilmuwan itu mengingatkan bahwa hal tersebut jangan ditanggapi gembira dulu. Soalnya, hal itu diperkirakan hanya berlangsung sementara saja karena justru menjadi malapetakan bagi populasi itu sendiri dalam jangka panjang.

Iklim yang lebih hangat berarti temperatur seperti musim semi muncul satu hari lebih awal saban tahun. Efek kumulatif sejak 1976, ketika para ilmuwan mulai mengumpulkan data marmut, adalah, "Satwa itu bangun dari masa hibernasinya satu bulan lebih cepat," kata Arpat Ozgul, peneliti di Imperial College London, yang memimpin studi tersebut.

Marmut itu aktif antara empat sampai lima bulan dalam setahun. Jadi, adanya bulan ekstra membuat masa bangun mereka meningkat sebesar 20 persen. Bulan ekstra ini juga membuat mereka juga mendapatkan kalori yang lebih banyak dan membuat mereka bisa bertahan lebih lama di musim semi yang kering. Pada akhirnya, saat mereka menuju masa hibernasi, yaitu pada September, tubuh marmut itu lebih gemuk.

Dampak lainnya adalah, bayi marmut pun lahir lebih cepat dan berat badannya juga meningkat lebih cepat. Populasi marmut pun berubah dengan cepat. Para ilmuwan pun akhirnya bekerja lebih keras, bila dibandingkan saat mereka mulai menghitung populasi marmut pada 1976 sampai 2008.

Ilmuwan itu melacak 1.190 ekor marmut betina dan menemukan bobot tubuhnya pada Agustus 2008 meningkat rata-rata 6,8 pon pada paruh pertama studi menjadi rata-rata 7,6 pon pada paruh kedua.

Persoalannya, suhu yang meningkat membuat habitat mereka pun bertambah panas. Tingkat kekeringan pada musim semi semakin tinggi. "Makanan musim panas sangat kering dan kekeringan akan mempengaruhi populasi," kata Daniel Blumstein, ahli ekologi dan evolusi biologi dari UCLA, yang terlibat juga dalam penelitian tersebut.

Pada kondisi ini, marmut belang kuning hanya memiliki dua pilihan: "Beradaptasi atau punah," kata McAdam.

DEDDY SINAGA | NATURE | LATIMES

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya