Aplikasi untuk Bermain Sekaligus Belajar

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Agustus 2010 09:43 WIB

Aplikasi "English for Kids" di telepon selular buatan Fahma Waluya Rosmansyah. (Foto: Dian Yuliastuti|Tempo)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Aplikasi "English for Kids" memang tampak dirancang untuk menarik minat anak-anak. Diisi dengan gambar-gambar lucu dan warna-warna mencolok. Sebelum masuk ke program pelajaran bahasa Inggris, gambar seekor katak bernama Froggie akan "menyambut" di halaman awal. Lewat bunyi audio, sang katak berwarna hijau menyapa, "Hallo, my name is Froggie, I'm going to be your teacher today...."

Aplikasi telepon seluler ini menyuguhkan lima pilihan menu. Ada tentang hewan (animals), buah-buahan (fruit), sayur-sayuran (vegetables), perangkat furnitur (furniture), dan anggota badan (our body). Jika mengklik menu animals, misalnya, akan ditampilkan beberapa nama dan gambar hewan, seperti semut (ant), lebah (bee), dan sapi (cow).

Bunyi audio akan muncul setiap kali gambar-gambar tersebut diklik. Audio itulah yang akan membantu anak-anak mengenal pengucapan nama-nama hewan dalam bahasa Inggris. Sekilas aplikasi ini memang tampak biasa dan sederhana. Hal yang membuatnya tak biasa, aplikasi ini dibuat oleh seorang siswa sekolah dasar.

Fahma Waluya Rosmansyah, siswa SD Cendekia Bandung, Jawa Barat, yang menciptakan aplikasi bernama "Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku" ini. Selain dibuat oleh siswa SD, aplikasi ini jadi istimewa karena menjadi salah satu pemenang lomba Indonesia ICT Award (INAICTA) 2010. Aplikasi karya Fahma ini menjadi juara untuk kategori Student Project-SD.

Fahma mengembangkan aplikasinya itu lewat ponsel Nokia seri E71 milik ibunya, Yusi Elsiano. Awalnya, sulung dari dua bersaudara ini hanya berniat main game di ponsel itu. Namun, yang terjadi, ia malah mengopreknya. "Saya jadi tahu bagaimana membuatnya," ujar Fahma.

Dari aplikasi Flash Lite Adobe, Fahma kemudian mengembangkan permainan sekaligus alat belajar untuk adiknya, Hania Pracika, yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Misalnya aplikasi huruf, angka, dan warna. "English for Kids" dan "Doa Anak Muslim" adalah dua di antara beberapa aplikasi rancangannya itu.

Aplikasi-aplikasi untuk bermain sambil belajar itu dibuatnya setelah pulang sekolah atau saat libur. Menurut Yusep Rosmansyah, ayah Fahma, sejak kelas IV, Fahma sudah gemar bermain game dan mengutak-atik ponsel atau komputer. Tapi Yusep tak ingin anaknya tenggelam dalam permainan yang kurang bermanfaat. Karena itu, ia menantang putranya untuk menciptakan sesuatu yang berguna.

"Supaya orang tidak beranggapan kok main-main saja, tidak ada gunanya," kata Yusep kepada iTempo seusai pengumuman pemenang INAICTA 2010, akhir Juli lalu. Tantangan sang ayah pun dijawab Fahma dengan menciptakan aplikasi-aplikasi bermanfaat. Dari aplikasi rancangannya, sang adik jadi lancar membaca, berhitung, dan mengenali warna-warna.

Menurut Yusep, aplikasi karya Fahma ini bisa dimainkan di ponsel yang telah ditanami aplikasi Adobe Flash Player, seperti Nokia seri E atau N. Karena menarik dan mudah diinstal, aplikasi tersebut tak urung menarik perhatian kaum ibu yang hadir di INAICTA 2010. Mereka meminta bocah pemegang ban cokelat karate ini menginstal di ponsel masing-masing. "Dia sampai kecapekan meladeni permintaan ibu-ibu," ujarnya.

Rupanya tak hanya para ibu yang tertarik. Kabarnya vendor ponsel Nokia juga telah lama mengincar aplikasi Fahma. Bahkan pihak perusahaan mesin pencari, Google, juga terpikat dan menanyakan soal aplikasi ini kepada Fahma. Karena itulah Yusep mengaku akan lebih meluangkan waktu untuk mendampingi putranya. "Kami harus mempersiapkan agar lebih profesional dan lebih enak dimainkan," kata Yusep, yang juga pengajar di kelompok keilmuan teknologi informasi.

Berawal dari utak-atik, aplikasi Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku memang telah membawa banyak manfaat. Selain bagi adiknya, Hania, yang jadi bisa membaca dan berhitung, juga bagi Fahma sendiri. Ia, antara lain, berkesempatan menjelaskan aplikasi karyanya itu kepada para petinggi negeri ini: Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa serta Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring. Sebagai pemenang, Fahma juga diganjar hadiah uang sebesar Rp 30 juta.

Namun hal itu tak membuat Fahma cepat puas. Ia masih menyimpan ambisi untuk mengembangkan karya-karyanya. Salah satunya adalah aplikasi membaca nama-nama Allah, Asma'ul Husna. Dari 99 nama Allah, ia baru menyelesaikan satu nama. "Masih banyak yang harus diselesaikan," ujar Fahma, yang akrab dipanggil Aa.

DIAN YULIASTUTI | DIMAS

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

3 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

11 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

43 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

47 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

50 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

5 Maret 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

27 Februari 2024

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.

Baca Selengkapnya

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

26 Februari 2024

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

Telkomsel dan Huawei menandatangani dua Strategic Partnership Agreement (SPA) di MWC 2024 Barcelona, fokusnya adalah pada Home Broadband and 5G Innovation serta Talent Development.

Baca Selengkapnya

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

14 Februari 2024

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Undip ini.

Baca Selengkapnya