TEMPO Interaktif, Vancouver - Pemain tenis yang mengeram keras ketika memukul bola dari lawannya ternyata memiliki potensi lebih besar untuk menang. Menurut penelitian yang dilkukan di labolatorium University of British Columbia, di Kanada, suara yang menyertai tembakan bola yang keras bisa membuat lawan lebih lambat merespon.
"Sehingga lebih besar kemungkinan terjadi pukulan yang meleset karena salah menilai di mana tepatnya bola akan dipukul kembali," kata peneliti Scott Sinnett. Menurut dia, setiap bola yang dipukul seiring dengan dengusan rata-rata memiliki kecepatan hingga 50 mil per jam akan tampak 24 inci lebih dekat ke lawan ketimbang kondisi sebenarnya.
Itu sebabnya, sejumlah petenis kelas dunia, seperti Martina Navratilova yang telah sembilan kali juara Wimbeldon selalu mendengus keras ketika memukul bola dari lawannya. Para petenis itu menamakan lenguhan tersebut dengan "kecurangan murni yang sederhana."
"Lenguhan itu membuat lawan kesulitan untuk memperhatikan posisi bola," kata Sinnett. Langkah yang dilakukan Navratilova ternyata diikuti para juniornya. Buktinya, dalam pertandingan Wimbeldon tahun ini antara Serena Williams dan Michelle de Brito Larcher menjadi ajang "melenguh" terbesar karena setiap pemain berusaha mengecoh satu sama lain.
Reuters|Rini K
Berita terkait
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan
33 hari lalu
BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaDua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?
26 September 2023
Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.
Baca SelengkapnyaRektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang
20 Juli 2023
Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.
Baca Selengkapnya2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi
14 Juli 2023
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.
Baca SelengkapnyaBagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad
14 April 2023
Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.
Baca SelengkapnyaPakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia
6 April 2023
Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.
Baca SelengkapnyaRancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah
26 Maret 2023
Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.
Baca SelengkapnyaPakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat
22 Maret 2023
Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.
Baca SelengkapnyaPsikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik
17 Januari 2023
Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.
Baca SelengkapnyaTips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu
13 September 2022
Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.
Baca Selengkapnya