Enam Orangutan Sumatera Dipasang Transmiter

Reporter

Editor

Selasa, 5 Oktober 2010 17:49 WIB

TEMPO/Amston Probel

TEMPO Interaktif, Jambi - Enam ekor orangutan sumatera (Pongo Abelii) kini dipasangi alat transmiter dengan cara implantasi. Tim dokter hewan dari Perth Zoo bersama Frankfurt Zoological Society (FZS) melakukan operasi implan transmiter ini di Stasiun Reintroduksi Sungai Pengian, Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi.

"Pemasangan transmiter untuk untuk mengetahui distribusi ekosistem di Bukit Tigapuluh yang menjadi areal pelepasannya," kata Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Sumatera FZS Julius Paolo Siregar, hari ini.

Menurut Paolo, pemasangan transmiter juga akan mempermudah pengamatan dan pengawasan orangutan serta untuk mengetahui apakah orangutan yang telah dilepasliarkan itu mampu bertahan hidup di alam atau tidak. "Kami juga akan mengetahui daerah jelajah setiap orangutan yang dilepasliarkan," katanya.

Keenam orangutan tersebut merupakan hasil sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara yang berusia 6-14 tahun. Orangutan itu kemudian menjalani program rehabilitasi di Jambi untuk mengembalikan kemampuan hidup di alam liar.

Kepingan transmiter dengan diameter sekitar 3 sentimeter dan tebal 1 sentimeter ini ditanam di tengkuk orangutan. Transmiter ini secara otomatis aktif pada pukul 07.00 hingga 15.00 WIB setiap harinya dan baterainya mampu bertahan hingga dua tahun.

Dokter hewan dari Perth Zoo, Simone Diane Vitali mengatakan sinyal yang dikeluarkan oleh transmiter tidak akan mengganggu perilaku orangutan. Semakin besar ukuran orangutan maka operasi implan akan semakin mudah.

“Menjadi pengalaman besar bagi saya, karena berkesempatan melakukan operasi pada satwa dilindungi keberadaannya sudah sangat langka di dunia,” ujar Simone. Operasi implantasi keenam orangutan seluruhnya berjalan sesuai rencana dan saat ini masih dalam tahap pengamatan atas luka bekas jahitan.

Primate Section Supervisor, Exotic Mammal Perth Zoo Clare Olivia Campbell menambahkan teknologi ini sangat menguntungkan dan dapat menjadi tolok ukur kesukesesan program konservasi, karena memberikan informasi atas habitat orangutan Sumatera.

“Implan transmiter ini bisa diterapkan pada primata lain seperti jenis gibbon," kata Clare. Teknologi, lanjut dia, juga terus berkembang untuk menciptakan transmiter baru yang ukurannya lebih kecil, sehingga memungkinkan untuk dipasang pada primata dengan ukuran tubuh yang lebih kecil.

Sekarang keenam orangutan tersebut, masuk dalam tahap penyembuhan luka bekas jahitan. Setelah dinyatakan tidak ada permasalahan, maka orangutan itu akan dilepasliarkan di sejumlah titik di kawasan ekosistem Bukit Tigapuluh menunggu musim buah tiba.

FZS bekerjasama dengan Kementrian Kehutanan, Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Pan Eco menjalankan program reintroduksi orangutan sumatera di kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Sejak 2002, FZS telah merehabilitasi 136 ekor orangutan dan 119 ekor diantaranya telah kembali ke alam bebas.

Syaipul Bakhori

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya