TEMPO Interaktif, Connecticut, AS - Reputasi Tyrannosaurus Rex sebagai pembunuh berdarah dingin bisa bertambah buruk. Temuan terbaru menunjukan predator dari masa prasejarah ini merupakan hewan pemangsa sesama.
Paleontologis menemukan bekas gigitan sepanjang 3 sentimeter di tulang T-Rex, dan meyakini hanya T-Rex lain yang mampu membuat luka seperti itu. "Hanya bisa dibuat oleh karnivora besar, dan hanya T-Rex karnivora besar di bagian barat Amerika Utara 65 tahun lalu," ujar Nicholas Longrich, peneliti Universitas Yale seperti dikutip Telegraph, Sabtu (16/10).
Dalam penelitian yang dilansir dalam Jurnal PLoS ONE yang terbit kemarin, ilmuwan mendapatkan 17 fosil yang memiliki luka berbentuk "V". Dari 17 temuan itu, empat fosil diyakini bekas tulang T-Rex.
Luka itu diyakini berasal setelah kadal raksasa itu tewas. "Kemungkinan dimakan dagingnya dulu, baru mengunyah tulang," katanya.
Longrich mengatakan T-Rex tidak memburu kawannya untuk disantap. "Namun bisa saja mereka berkelahi dan pemenang memangsa yang kalah," katanya.
Meski mengatakan kanibalisme di T-Rex perlu diteliti lebih jauh, ilmuwan meyakini predator besar kerap memangsa sesama. "Karnivora seperti singa dan buaya melakukannya selama ini," kata Longrich.
Temuan ini merupakan tonggak baru dalam penelitian dinosaurus yang bertinggi empat meter dan berat tujuh ton itu. T-Rex, yang secara harfiah berarti Raja Kadal Tirani, merupakan hewan dengan wilayah kekuasaan terbesar sepanjang sejarah. Tidak seperti predator masa kini, mereka berburu sendirian, tanpa mengandalkan kawanannya.
TELEGRAPH | REZA M
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya