LONDON -- Butiran tepung yang ditemukan pada sebuah batu gilingan berumur 30 ribu tahun menunjukkan bahwa manusia prasejarah telah menyantap roti, meski dalam bentuk sederhana. Temuan ini bertentangan dengan anggapan yang menyatakan manusia purba adalah pemakan daging.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin lalu, mengindikasikan bahwa manusia penghuni Eropa pada masa Paleolitikum menghaluskan akar tumbuhan sejenis kentang untuk membuat tepung. Serbuk itu kemudian diaduk menjadi adonan. "Mirip dengan roti pipih, seperti panekuk dari adonan air dan tepung terigu," kata Laura Longo, peneliti yang tergabung dalam tim dari Italian Institute of Prehistory and Early History.
Tim ilmuwan Italia tersebut juga telah meniru proses pembuatan roti prasejarah itu. "Seperti Anda membuat roti pita dan memanggangnya di atas batu panas," katanya. "Hasilnya, roti yang renyah, seperti cracker, tapi rasanya tak seenak itu."
Batu gilingan tersebut, yang ukurannya sesuai dengan telapak tangan orang dewasa, ditemukan di sebuah situs arkeologi di Italia, Rusia, dan Republik Cek.
Para ilmuwan mengatakan temuan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan tepung telah dimulai 10 ribu tahun lebih tua daripada dugaan semula. Sebelumnya, bukti tertua penggunaan tepung ditemukan pada batu penggiling berumur 20 ribu tahun di Israel.
Temuan ini mungkin bakal mengecewakan para pendukung diet Paleolitikum, yang berdasarkan riset sebelumnya mengasumsikan bahwa manusia prasejarah mengonsumsi daging sebagai makanan pokok. Pola makan yang dikenal sebagai diet manusia gua ini mengharamkan makanan mengandung karbohidrat, seperti tepung dan sereal, serta hanya mengasup daging tanpa lemak, sayur, dan buah-buahan. Diet tersebut dipopulerkan oleh ahli gastroenterologi, Walter L. Voegtlin.
REUTERS