TEMPO Interaktif, Jakarta - Hutan tropis terbesar di dunia, Amazon masih menyimpan berjuta rahasia 'penghuninya'. Dari laporan kelompok konservasi World Wildlife Fund (WWF) mengemukakan selama sepuluh tahun terakhir, setiap penelitian yang dilakukan di Amazon rata-rata mendapati spesies baru setiap tiga hari.
Selama periode 1999 sampai 2009, para ilmuwan yang melakukan penelitian di hutan Amazon dapat mengkatalogisasi lebih dari 1.200 spesies tanaman dan hewan baru, termasuk seekor ular anaconda yang panjangnya mencapai empat meter, seekor burung beo dengan bulu berwarna pelangi, dan seekor ikan lele kecil, berwarna merah dan buta.
"Laporan ini bertujuan supaya orang gembira tentang keajaiban Amazon dan untuk menarik perhatian bahwa Amazon layak dijadikan fokus dalam upaya konservasi," kata Meg Symington, Direktur WWF yang mengelola Amazon. Dia mengatakan, Amazon adalah "rumah" bagi satu dari sepuluh spesies darat yang ada di planet ini dan tidak banyak ditemukan di tempat lain.
Symington dari OurAmazingPlanet mengatakan masyarakat harus berhati-hati dengan segala upaya perusakan habitat. "Kita bisa kehilangan banyak spesies karena tidak ada tempat untuk hidup mereka," katanya.
Untuk mencegah perusakan lingkungan dan habitat tumbuhan dan hewan, OurAmazingPlanet bekerja sama dengan pemerintah di negara-negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Khusus untuk Amazon, wilayah yang mendapat pengawasan organisasi ini seluas 6,7 juta kilometer persegi.
Beberapa penyebab terancamnya populasi jenis tumbuhan dan binatang tertentu, menurut Symington adalah deforestasi hutan. Wilayah Amazon merupakan kawasan hutan yang masih misterius dan tak tersentuh oleh manusia selama berabad-abad. Pengeksplorasian hutan tropis ini baru dimulai pada 50 tahun terakhir dan membuat lebih dari 17 persen pohon-pohon di Amazon tumbang.
Pembabatan pohon di hutan tersebut kebanyakan dilakukan masyarakat supaya lahannya bisa dijadikan area pertanian dan peternakan. "Ini adalah dampak dari krisis ekonomi," katanya. "Ketika harga komoditas naik, ada tekanan untuk mengkonversi lahan untuk dijadikan peternakan sapi."
Selain itu, Amazon juga menyediakan kebutuhan dasar dan mata pencaharian bagi 30 juta penduduk yang tinggal di Amerika Selatan. Seluruh tanaman dan pohon besar di hutan tropis itu diperkirakan menyimpan 90 hingga 140 miliar ton karbon.
LiveScience|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya