Pada 2020, Peranti Terkoneksi Mencapai 50 Miliar Unit  

Reporter

Editor

Rabu, 3 November 2010 15:25 WIB

TEMPO/ Hendra Suhara

TEMPO Interaktif, Jakarta - Coba hitung, berapa buah peranti terkoneksi yang Anda miliki saat ini? Jika Anda, katakanlah memiliki satu buah ponsel dan satu unit komputer, berarti Anda mempunyai dua perangkat terkoneksi. Nah, jika setiap orang rata-rata punya dua perangkat terkoneksi saja, perkirakan, berapa buah peranti terkoneksi yang ada di dunia saat ini?

Ya, perangkat terkoneksi, atau perangkat-perangkat yang memiliki kemampuan konektivitas memang diprediksi meningkat pesat seiring melesatnya pertumbuhan teknologi. Bahkan pada tahun 2020 mendatang, perangkat terkoneksi diprediksi mencapai 50 miliar unit secara global.

Dari jumlah itu, sekitar 30 miliar-nya merupakan perangkat konsumen. "Jumlah ini diprediksi dari 3 miliar konsumen yang masing-masing mempunyai 10 peranti terkoneksi," ujar Ian Koh, Head of Industry Vertical Practice, South East Asia and Oceania, Ericsson Telecommunications, dalam sebuah sesi media di Hotel Mandarin Jakarta, hari ini (3/11).

Prediksi Ericsson ini antara lain didasari pertumbuhan penduduk di perkotaan. Seperti kota-kota di kawasan Asia Tenggara, kecenderungan pertumbuhan penduduknya mencapai dua kali lipat.

Karena itu, penyedia teknologi dan layanan telekomunikasi untuk operator ini juga menganggap bahwa komunikasi antar mesin atau M2M (machine to machine communications) akan menjadi komponen penting untuk mendukung pertumbuhan industri mobile dunia.

Bukan hal yang tidak mungkin, kendaraan bermotor pun nantinya juga bisa terkoneksi dengan perangkat lain. Konsep tersebut sebenarnya sudah ada dan akan dikembangkan. Ian mencontohkan, sebuah mobil yang telah dilengkapi peranti konektivitas bisa berfungsi untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.

"Misalnya, setiap kali air bag (balon udara pada kemudi) terbuka, akan langsung terhubung ke otoritas lalu-lintas," kata Ian.

Alhasil, otoritas tersebut bisa segera memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mengalami kecelakaan dan memberikan peringatan kepada pengendara lain. "Sehingga tak perlu lagi menghubungi 911 (nomor kontak darurat)."

Konsep-konsep tersebut bisa terwujud jika penetrasi jaringan broadband juga mendukung. Melalui sebuah studi yang digelar beberapa waktu lalu, Ericsson menyimpulkan bahwa ada korelasi yang erat antara pertumbuhan jaringan broadband dengan peningkatan taraf sosial ekonomi di suatu negara.

"Untuk setiap 10 persen penetrasi broadband, dampaknya terhadap peningkatan GDP (Produk Domestik Bruto) adalah sekitar 1 persen," kata Michael Bjarhov, Director Government and Industry Relations Asia Pacific, Ericsson. Begitupun untuk setiap penambahan seribu pengguna broadband, maka akan ada 80 pekerjaan baru tercipta.
DIM

Berita terkait

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.

Baca Selengkapnya

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.

Baca Selengkapnya

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.

Baca Selengkapnya

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.

Baca Selengkapnya

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital

Baca Selengkapnya

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.

Baca Selengkapnya

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.

Baca Selengkapnya

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.

Baca Selengkapnya

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.

Baca Selengkapnya

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.

Baca Selengkapnya