TEMPO Interaktif, Washington - Para peneliti sel punca atau stem cell telah menemukan cara untuk mengubah kulit seseorang menjadi darah. Penelitian yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nature ini diharapkan dapat mengobati penyakit kanker.
Mick Bhatia dari McMaster's Stem Cell and Cancer Research Institute di Michael G. DeGroote School of Medicine mengatakan metode yang digunakan untuk mengubah kulit menjadi darah ini tidaklah rumit dan tidak menggunakan sel induk embrio manusia.
"Kami hanya mengambil sel-sel kulit seseorang dan mengubahnya menjadi darah yang memiliki kesamaan genetik," ujarnya seperti dikutip AFP dalam Yahoo News.
Dari kulit manusia dewasa berukuran sekitar tiga hingga empat centimeter saja dapat menghasilkan jumlah darah yang cukup untuk melakukan transfusi. "Cara ini juga bisa mencegah risiko tumor," katanya. Artinya, suatu hari nanti seseorang yang mengalami anemia atau membutuhkan transfusi darah dapat mengambil 'cadangan' darah yang ada pada kulitnya sendiri.
Sebelumnya, jelas Bhatia, para peneliti biasanya melakukan transformasi melalui sel induk yang berasal dari embrio manusia. Namun metode transformasi itu berpotensi menimbulkan tumor. Bhatia mengatakan ke depan para peneliti akan mencoba melihat jenis-jenis kulit yang dapat menghasilkan karakteristik darah tertentu.
YahooNews|AFP|Rini K
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya