Habis Dinosaurus, Besarlah Mamalia

Reporter

Editor

Rabu, 1 Desember 2010 09:23 WIB

Tumbukan meteor penyebab musnahnya dinosaurus pada 65 juta tahun lalu
TEMPO Interaktif, Ketika dinosaurus merajai bumi ratusan juta tahun silam, ukuran mamalia sangat kecil bila dibanding binatang raksasa tersebut. Para ilmuwan mendemonstrasikan bahwa kepunahan dinosaurus pada 65 juta tahun lampau telah melapangkan jalan bagi mamalia untuk tumbuh lebih besar, sekitar 1.000 kali lebih besar dari ukuran sebelumnya. Studi bertajuk "Evolusi Ukuran Tubuh Maksimum Mamalia Darat" yang dipublikasikan dalam jurnal Science adalah riset kuantitatif pertama yang mengeksplorasi pola ukuran tubuh mamalia setelah musnahnya dinosaurus.

Riset itu dipimpin oleh Felisa Smith, ahli biologi dari University of New Mexico, sebuah tim internasional yang terdiri atas ahli paleontologi, biologi evolusioner, dan makroekologi dari berbagai universitas di dunia. Tujuan riset tersebut adalah menelaah kembali pertanyaan penting tentang ukuran, terutama pada mamalia. "Ukuran berdampak pada seluruh aspek biologi, mulai reproduksi sampai kepunahan," kata Smith. "Memahami hambatan yang berlaku pada ukuran tubuh mamalia sangat penting untuk dapat mengerti bagaimana ekosistem bekerja."

Untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada mamalia setelah punahnya dinosaurus, para ilmuwan mengumpulkan data tentang ukuran maksimum kelompok mamalia darat utama di setiap kontinen, termasuk Perissodactyla, seperti kuda dan badak; Proboscidea, semisal gajah, mammoth, dan mastodon; Xenarthra, misalnya pemakan semut, kukang pohon, dan armadillo, serta sejumlah kelompok yang telah punah. Riset tersebut membutuhkan tiga tahun untuk merangkai data.

"Database-nya unik," kata Smith. "Sangat komprehensif, memasukkan mamalia dari semua kontinen sejak punahnya dinosaurus. Kami menaksir ukuran tubuh dari gigi fosil, bagian tubuh mamalia yang umumnya terawetkan dengan baik."

Mamalia tumbuh ke ukuran maksimum, dari sekitar 10 kilogram ketika berbagi bumi dengan dinosaurus menjadi 17 ton. Para ilmuwan menemukan bahwa pola itu sangat konsisten, tak hanya berlaku di seluruh bumi, tapi juga melintasi waktu dan seluruh kelompok tropi dan keturunan, atau dengan kata lain binatang dengan jenis makanan berbeda dan keturunan dari nenek moyang berbeda pula.

Ukuran maksimum mamalia mulai meningkat tajam sekitar 65 juta tahun lampau, dan mencapai puncaknya dalam Oligocene Epoch, sekitar 34 juta tahun silam di Eurasia, serta di Miocene Epoch, sekitar 10 juta tahun silam di Eurasia dan Afrika. Mamalia terbesar yang pernah ada adalah Indricotherium transouralicum, herbivora mirip badak tak bercula, seberat 17 ton. Tinggi binatang itu 5,5 meter hingga ke bagian bahunya, dan hidup di Eurasia hampir 34 juta tahun silam.

SCIENCEDAILY | TJANDRA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya