Pelatihan "Juru Kampanye Iklim" Asia Pasifik Ditutup

Reporter

Editor

Senin, 10 Januari 2011 20:42 WIB

Al Gore. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Program The Climate Project Sabrina Cowden menutup Pertemuan Puncak Asia Pasifik tahun 2011 di Jakarta, Senin (10/1) sore. Pertemuan selama tiga hari ini merupakan pelatihan mengenai isu perubahan iklim yang diikuti 350 relawan dari 21 negara di Asia Pasifik.

Pemenang Nobel Perdamaian 2007, Al Gore, menjadi pelatih pada hari kedua. The Climate Project adalah program kepemimpinan yang dicanangkan oleh mantan Wakil Presiden Amerika Serikat itu. "Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada The Climate Project-Indonesia," kata Sabrina.

Manajer The Climate Project-Indonesia Amanda Katili mengaku bangga dengan peserta yang diseleksi dari 1.200 pelamar. Dia berharap Pertemuan Puncak ini mampu mendorong dialog mengenai solusi krisis perubahan iklim dengan mempertimbangkan nilai-nilai tradisional seiring dengan teknologi modern.

Pertemuan Puncak ini didukung para kontributor antara lain Panasonic Gobel Indonesia, Unilever Indonesia, Bank BNI, Bank Syariah Mandiri dan The Body Shop. Peserta dari Indonesia berasal dari beragam profesi, antara lain Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementrian Lingkungan Hidup Arief Yuwono, Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementrian Pekerjaan Umum Imam S Emawi, Chairman The Body Shop Indonesia Suzi K Hutomo, Direktur Human Resources Unilever Josef Bataona, Deputy General Manager Bank BNI Asoka Wardhana, Lula Kamal, dan Valerina Daniel.

Ketika memberi pelatihan, Al Gore mempresentasikan lebih dari 400 slide mengenai fakta-fakta ilmiah pemanasan global hingga dampaknya yang terjadi di banyak tempat di dunia. Paparannya ini lebih luas dan terbaru dari bukunya yang terkenal An Inconvenient Truth, terbitan tahun 2007.

Pada sesi siang hingga petang, Al Gore menyajikan slide bagaimana mengurangi polusi serta transisi menuju solusi energi bersih. Penyajiannya ini banyak didasarkan pada bukunya yang terbit tahun lalu bertajuk Our Choice: A Plan to Solve the Climate Crisis.

Menurut Al Gore, pendidikan mengenai perubahan iklim adalah hal yang sangat penting bagi masyarakat di wilayah Asia Pasifik. "Banyak orang yang harus menghadapi risiko yang sangat tinggi sehingga harus meninggalkan tempat mereka tinggal dalam beberapa dekade mendatang," katanya kepada 350 peserta dari Indonesia Australia, Timor Leste, Cina, India, Pakistan, Filipina dan Kepulauan Solomon.

Al Gore berharap TCP Presenter -- peserta yang sudah dilatih langsung olehnya -- mampu membantu memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat untuk mengambil peran aktif di komunitas masing-masing dalam mencari solusi bagi krisis perubahan iklim.

Untuk memberi pemahaman tentang basis ilmiah kepada peserta, pelatih di hari pertama adalah Dr. Henry Pollack, Profesor Geofisika dari University of Michigan. Buku terbaru dari Pollack (penasehat sains TCP) berjudul A World Without Ice, dipertimbangkan sebagai pemenang The Royal Society Prize untuk kategori Science Books pada tahun 2010.

Para peserta juga mendapat informasi dari Agus Purnomo, Asisten Khusus Presiden RI untuk Isu-Isu Perubahan Iklim tentang perjanjian internasional. Termasuk hasil Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Cancun, Mexico, Desember lalu dan harapan bagi konferensi selanjutnya di Cape Town, Afrika Selatan akhir tahun 2011.

Untuk memberi bekal sebagai presenter atau juru kampanye, peserta mendapat latihan tentang teknik dan psikologi komunikasi serta memanfaatkan media. Pelatih untuk tema ini adalah Anthony Wilson (Direktur Executive Influence) dan Wimar Witoelar (Chairman Intermatrix Communications) Sementara Oliver MacColl memberi materi yang merujuk pada Camp Obama Narrative Skills, kampanye Barrack Obama menuju kursi presiden dengan memobilisasi relawan.

"Para relawan yang mengikuti pelatihan ini akan kembali ke komunitas mereka dan memimpin upaya menanggulangi perubahan iklim," ujar Maggie L. Fox, Presiden sekaligus CEO dari Alliance for Climate Protection yang hadir di Jakarta.

Menurut Maggie, para relawan The Climate Project yang jumlahnya ribuan orang di seluruh dunia terlibat dalam usaha mendidik komunitas di negara masing-masing mengenai keadaan yang sedang dihadapi. Dalam melaksanakan tugasnya, relawan The Climate Project bekerja sama dengan relawan lain di seluruh dunia.

Di wilayah Asia Pasifik, terdapat 900 orang yang telah sebelumnya dilatih oleh Al Gore sebagai relawan The Climate Project. Bersama-sama, para relawan ini telah memberikan 1.733 presentasi perubahan iklim, dan mencakup 119.000 orang peserta presentasi.

UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

5 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

17 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya