Siluman Baru Cina Menandingi F-22 Raptor

Reporter

Editor

Selasa, 11 Januari 2011 09:14 WIB

Pesawat tempur Cina J-20. AP/Kyodo News

TEMPO Interaktif, Beijing - Jajaran pesawat jet tempur generasi kelima kini semakin ramai dengan kehadiran Chengdu J-20, pesawat jet stealth pertama Cina. Dengan panjang 23 meter, pesawat yang dijuluki elang hitam itu jauh lebih besar dan berat dibandingkan dengan pesawat sejenisnya, semisal F-22 Raptor milik Amerika Serikat dan Sukhoi T-50 dari Rusia.

Kemunculan Chengdu J-20 cukup mengejutkan militer Barat, yang menduga pesawat itu baru rampung pada 2017-2019. Pesawat yang terungkap keberadaannya lewat sejumlah foto jarak jauh itu adalah perpaduan antara teknologi mesin Rusia dan desain bodi pesawat mirip F-22 yang dapat menghindari deteksi radar.

Pesawat bermesin kembar dengan satu awak itu memiliki rentang sayap sekitar 14 meter, dan diperkirakan memiliki berat 34-36 ribu kilogram ketika lepas landas. Para analis militer memperkirakan pesawat prototipe itu menggunakan mesin Saturn 117S buatan Rusia. Namun Cina mengklaim dua mesin turbofan berdaya dorong 13.200 kilogram/WS-10 yang dilengkapi dengan nozzle thrust vector controlled (TVC) ini sepenuhnya buatan dalam negeri.

Belum adanya keterangan resmi dari pemerintah Cina tentang pesawat tempur generasi kelima itu membuat sejumlah analis militer Barat masih meraba-raba kemampuan J-20 atau JXX. Mereka memperkirakan pesawat itu memiliki kemampuan jelajah dan kecergasan yang masih berada di bawah pesawat F-22 buatan Lockheed Martin, tapi mempunyai anjungan senjata dan tangki bahan bakar yang lebih besar.

Dari foto-foto yang diambil di sekitar Chengdu Aircraft Design Institute di Provinsi Sichuan, sebelah barat Cina, tempat pesawat itu dikembangkan, diperlihatkan bahwa J-20 mempunyai bodi yang panjang dan lebar dengan sayap utama berbentuk delta, canard, kanopi berbentuk gelembung, dan saluran pembuangan mesin konvensional berbentuk melingkar. Dalam tes runway, bagian depan pesawat itu berujung tajam seperti F-22 Raptor, namun badan dan ekornya mirip prototipe Sukhoi T-50.

Matthew Buckley, pilot jet tempur Angkatan Laut Amerika, yakin J-20 memiliki kemampuan siluman yang hebat bila dilihat dari bentuk luar pesawat yang berlekuk-lekuk, mengindikasikan teknologi stealth di dalamnya. Pesawat itu juga tak banyak dilengkapi dengan komponen eksternal, seperti tangki bahan bakar dan misil. "Pesawat itu dirancang untuk mengurangi tanda-tanda yang dapat terbaca radar," ujarnya. "Pesawat itu mempunyai teknologi stealth yang hebat. F-18 yang saya pakai terlihat seperti truk besar dalam radar. Pesawat itu ada kemungkinan sama sekali tidak tampak."

Richard Fisher, senior fellow hubungan militer Asia di International Assessment and Strategy Center, think tank keamanan di Washington, menyatakan bahwa pejabat Cina mengaku program itu bertujuan menandingi F-22 Raptor. "Pesawat itu memiliki potensi besar mengalahkan F-22, dan jauh lebih unggul dibanding F-35," katanya.

Fisher menyoroti teknologi stealth Chengdu J-20 dan kemampuannya melakukan super-cruise atau terbang dengan kecepatan supersonik tanpa perlu menggunakan afterburner yang menyedot banyak bahan bakar. Dia mengatakan J-20 mempunyai kemampuan supermanuver karena mesin thrust-vectored yang membuatnya bisa membelok tajam.

Sang "elang hitam" dianggap sebagai langkah luar biasa Angkatan Udara Cina, yang selama ini masih mengandalkan pesawat buatan asing. "Pesawat itu akan segera mengadakan penerbangan perdananya dalam waktu dekat," kata Peter Felstead, editor Jane's Defence Weekly.

Meski masih beberapa tahun lagi sebelum J-20 dapat beroperasi, pesawat itu telah membuat Amerika Serikat merasa was-was bakal kehilangan dominasi di kawasan Pasifik. Namun Duta Besar Cina untuk Inggris, Liu Xiaoming, menegaskan bahwa negerinya tak berambisi menyaingi kekuatan militer Amerika di Pasifik barat. "Kami bukanlah rival Amerika," ujarnya. "Kami percaya Amerika dan Cina dapat bekerja sama di kawasan itu."

TJANDRA DEWI | AVIATION WEEK | GUARDIAN | FOXNEWS

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya