Metoda Menentukan Kepler-10b Planet Batu  

Reporter

Editor

Selasa, 11 Januari 2011 19:24 WIB

Foto ilustrasi: NASA

TEMPO Interaktif, Washington - Meski teleskop antariksa Kepler baru saja menemukan Kepler-10b, planet terkecil di luar tata surya, para ilmuwan di badan antariksa Amerika (NASA) dapat memastikan bahwa komposisi planet itu tersusun dari lapisan batuan keras sama seperti bumi.

Mereka bisa mengetahui material penyusun Kepler-10b karena sudah terlebih dulu mengetahui bintang yang menjadi inang planet itu. Begitu mengetahui sinyal planet tersebut pada 2009, mereka langsung melatih Kepler Space Telescope untuk memantau bintang yang dikelilingi Kepler-10b, sekitar 560 tahun cahaya dari bumi.

Ilmuwan NASA, Natalie Batalha, melakukan pengukuran mendetail tentang osilasi kecemerlangan bintang tersebut, dan menggunakan informasi itu untuk mengusut bagian dalamnya, seperti ahli geologi menggunakan gempa bumi untuk mempelajari isi perut planet ini. Metode ini, yang disebut asteroseismologi, memungkinkan ilmuwan mempelajari banyak hal tentang struktur bintang, termasuk ukurannya. Begitu informasi itu ada di tangan, para ilmuwan dapat memakainya untuk menghitung besar dan kerapatan Kepler-10b.

Kini tim Batalha mengetahui ukuran bintang induk Kepler-10b sekitar 2-6 persen. Teleskop Kepler menemukan planet itu ketika mengelilingi bintangnya, dan merekam kilauan yang terjadi. Magnitude kecemerlangan yang timbul tenggelam itu turun sekitar 0,015 persen, dan memberi tahu para ilmuwan berapa besar planet itu dibandingkan dengan bintang induknya.

Dari data itu mreka mengetahui densitas Kepler-10b sekitar 8,8 gram per sentimeter kubik, yang menempatkan planet baru itu dalam kategori planet batu, sama seperti bumi. "Kepler-10b adalah exoplanet terkecil yang pernah ditemukan hingga saat ini, dan planet batu pertama yang mengorbit bintang di luar tata surya kita," kata Batalha.

Meski mirip bumi, kemungkinan besar tak ada kehidupan di planet itu karena temperaturnya terlalu panas. Salah satu sisi planet itu mencapai 2.700 derajat Fahrenheit atau hampir 1.500 derajat Celsius. Planet itu sangat panas karena letaknya 20 kali lebih dekat dengan bintangnya dibandingkan jarak Merkurius ke matahari.

Advertising
Advertising

Planet itu diberi nama Kepler-10b, diambil dari nama teleskop yang menemukannya. NASA , mengatakan besar planet itu 1,4 kali ukuran bumi dan mempunyai massa 4,5 kali massa planet kita. Sebelumnya, para astronom telah menemukan planet lain di luar tata surya yang mempunyai massa mirip bumi, tapi tak ada yang sekecil ini.

AP | SPACE | TJANDRA

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

26 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

31 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

32 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

33 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.

Baca Selengkapnya

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.

Baca Selengkapnya