Mahasiswa Surabaya Ciptakan Tongkat Pintar untuk Orang Buta
Reporter
Editor
Kamis, 24 Maret 2011 12:19 WIB
Reinardi Mayono Utomo dan tongkat elektronik yang ciptaannya. TEMPO/Kukuh S Wibowo
TEMPO Interaktif, Surabaya - Reinardi Mayono Utomo, 21 tahun, berhasil menciptakan tongkat elektronik sebagai pemandu jalan tunanetra. Mahasiwa Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini melengkapi tongkat tersebut dengan sensor elektronik untuk mendeteksi kondisi jalan.
Peralatan yang dibutuhkan Rei, begitu Reinardi akrab disapa, cukup sederhana. Dia menggunakan pipa gorden sepanjang 110 sentimerer sebagai tongkatnya. Rongga pipa itu kemudian dipasangi dua sensor serta lampu.
Sensor dan lampu itu terhubung dengan rangakaian elektronik yang ditempatkan secara terpisah serta diaktifkan dengan baterai. Sedangkan rangkaian elektroniknya terdiri dari printed circuit board (PCB) dan mikrokontroler. Agar praktis, rangkaian elektronik itu diwadahi tas kecil.
Dua sensor tersebut otomatis akan berbunyi bila di depan si buta ada penghalang. Sensor di bagian atas akan berdering dari jarak 40 sentimeter, adapun sensor bawah dari jarak 30 sentimeter. "Sinyal bahaya ini otomatis akan berbunyi bila di depan pembawa tongkat ada tangga, jalan berlubang atau halangan-halangan yang lain," kata Rei kepada Tempo, Kamis (24/3).
Untuk bisa mendengarkan tanda bahaya itu, si pembawa tongkat harus memasang alat pendengar khusus yang telah terhubung dengan rangkaian elektronik. Selain sensor tanda bahaya, lampu di tongkat tersebut akan menyala berkedap-kedip di tempat yang gelap. "Agar si pembawa tongkat tidak ditabrak orang," kata Reinardi.
Menurut Reindardi, ide membuat tongkat elektronik itu didorong oleh rasa kasihan setiap bertemu orang tunanetra. Saban pulang dari kampus, Rei yang tinggal di kawasan Darmo Baru itu menjumpai seorang tunanetra yang keluyuran di Jalan Dukuh Kupang. "Saya kasihan sekali, harapan saya tongkat ciptaan saya ini bisa membantu dia," kata Reinardi.