TEMPO Interaktif, Tucson - Ilmuwan menemukan bukti kehadiran air dalam fasa cair di komet. Temuan ini berlawanan dengan pemahaman lama yang menyebutkan es tak bisa meleleh di komet yang dingin.
"Pemikiran terbaru menunjukkan air berbentuk cair ada di dalam komet," ujar peneliti dari Laboratorium Keplanetan, Universitas Arizona, Dante Lauretta.
Lauretta menunjuk pada hasil penelitian yang dilakukan Eve Berger dari Universitas Arizona. Berger meneliti sampel debu yang dibawa pesawat Stardust dari permukaan komet 81P/Wild 2. Hasilnya, Berger menemukan mineral unik yang seharusnya tidak ada di komet.
"Pada sampel tersebut kami menemukan mineral sulfida yang hanya bisa terbentuk jika terdapat air dalam bentuk cairan," ujar Berger.
Menurut Laureta, air hangat melarutkan mineral besi dan tembaga sulfida. Mineral sulfida sendiri terbentuk pada temperatur 50 hingga 200 derajat Celsius. Artinya, suhu di dalam tubuh komet lebih hangat dari yang diprediksikan sebelumnya.
Selama ini astronom kerap mengandaikan komet sebagai bola es kotor karena sebagian besar tersusun atas air beku dan diselubungi serpihan kerikil dan gas dingin.
Penemuan mineral sulfida pada komet menambah pengetahuan astronom terhadap proses pembentukan tata surya. Pasalnya, komet diperkirakan berasal dari tepian tata surya sehingga mengawetkan adonan awal tata surya.
ASTRONOMY.COM | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley
25 menit lalu
Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley
Baca SelengkapnyaMengenal Hujan Meteor dan 5 Jenis Meteorid
6 jam lalu
Dua hari lalu terjadi hujan meteor yang bisa dilihat di langit dari Indonesia, Meteor dan Meteorid ternyata berbeda, begini selengkapnya.
Baca SelengkapnyaAstronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran
36 hari lalu
Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?
Baca SelengkapnyaKomet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi
10 Desember 2023
Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.
Baca SelengkapnyaKisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang
6 September 2023
Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).
Baca SelengkapnyaPenampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September
2 September 2023
Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.
Baca SelengkapnyaKomet Hijau dan Hujan Meteor Alpha Centaurid Warnai Fenomena Astronomi Februari
1 Februari 2023
Komet bisa diamati hingga akhir Februari.
Baca SelengkapnyaITERA Lampung Berhasil Abadikan Komet Langka C/2022 E3 (ZTF)
18 Januari 2023
Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023.
Baca SelengkapnyaSetelah 50.000 Tahun, Komet Langka C/2022 E3 (ZTF) Melintas Dekat Bumi Februari
17 Januari 2023
Komet berwarna biru dan hijau terang, serta emas pada bagian ekornya itu diperkirakan mendekati bumi terakhir kali saat Neanderthal menjelajahi Bumi.
Baca SelengkapnyaSetelah 50.000 Tahun, Komet C/2022 E3 Kembali Mendekati Bumi, Bisa Diamati Kamis
10 Januari 2023
Komet, yang diberi nama C/2022 E3 (ZTF), akan mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.
Baca Selengkapnya