Negara Berkembang Berpacu Menembus Angkasa

Reporter

Editor

Senin, 11 Juli 2011 18:02 WIB

NASA

TEMPO Interaktif, Beijing - Sebuah roket yang membawa modul seukuran mobil ke orbit tahun ini akan menjadi batu pertama bagi stasiun antariksa buatan Cina. Momen ini menandai pergeseran penguasaan teknologi luar angkasa dari Amerika Serikat ke Cina. Negara berkembang lain turut berpacu meluncur ke luar angkasa.

Cina memiliki rencana matang untuk urusan antariksa. Pada tahun 2013, negara ini akan meluncurkan pengorbit bulan yang akan memandu rover penjelajah permukaan satelit bumi tersebut. Kurang dari dua dekade berikutnya, Cina bermaksud mendaratkan warga negaranya di permukaan bulan.

Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di Amerika Serikat. Negara yang memenangkan perlombaan antariksa di akhir Perang Dingin ini meninggalkan strategi teknologi antariksa tanpa kepastian. Proyek ulang-alik yang selama ini menjadi kerja rutin Amerika Serikat sudah dihentikan bersamaan dengan mendaratnya pesawat ulang-alik Atlantis 20 Juli mendatang.

"Kepemimpinan luar angkasa telah menjadi simbol kemampuan dan pengaruh Amerika Serikat di dunia. Tanpa kepemimpinan ini Amerika Serikat akan kehilangan kekuatan dan pengaruhnya," ujar mantan associate administrator NASA, Scott Pace.

Meski masih tertinggal jauh dari segi teknologi, Cina memiliki kelebihan dari segi rencana dan kemampuan keuangan. Negeri dengan pertumbuhan ekonomi pesat ini juga tidak memiliki kekhawatiran akan perubahan kebijakan anggaran maupun perubahan strategi akibat pergantian pemerintahan.

"Kelebihan Cina adalah mereka memiliki rencana jangka menengah sehingga bisa mengejar ketinggalan," ujar consultant editor dari Jane's Space Systems, Peter Bond.

Rencana antariksa yang matang membuat Cina berpotensi menjadi pemimpin di luar angkasa. Pada tahun 2020, Cina rampung memasang peralatan canggih di orbit dalam bentuk stasiun antariksa. Pada tahun yang sama, stasiun antariksa internasional (ISS) yang dibuat oleh berbagai negara memasuki masa pensiun.

Profesor politik sains dan hukum dari Shanghai University, He Qisong mengatakan, pengembangan teknologi antariksa merupakan bentuk semangat kebangkitan. Semangat kebangkitan ini penting bagi masa depan Cina yang lebih maju. "Cina tak berkeinginan menantang dominasi antariksa Amerika Serikat," ujar dia.

Cina bukan negara satu-satunya yang ingin menguasai teknologi antariksa. Beberapa negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi tinggi juga ingin menembus angkasa. Negara pecahan Uni Soviet, Rusia, juga berencana membangun stasiun di permukaan bulan. Bahkan, negara ini merencanakan misi ke permukaan Mars. Begitu pula India yang ingin mengorbitkan manusia pada tahun 2016.

Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama tertatih dengan rencana eksplorasi antariksa. Langkah terakhir Abang Sam dalam mempertahankan kepemimpinan di luar angkasa adalah mendaratkan manusia ke asteroid pada tahun 2025.

"Kami telah menerbangkan manusia ke orbit dan ke bulan. Namun masih banyak bagian di antariksa yang belum dijejahi," kelit Obama.

ABC | ANTON WILLIAM

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

45 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya