TEMPO Interaktif, Tokyo - Perasan air jeruk lemon pastilah terasa asam. Namun satu gigitan buah ajaib ini akan mengubah asam menjadi semanis madu.
Kini sebuah riset berhasil mengungkap unsur rahasia yang membuat buah merah kecil ini dapat mengubah rasa jeruk lemon yang kecut menjadi manis. Hasil riset ini dapat membantu peneliti menciptakan pemanis non-gula alami yang aman.
Efek pengubah rasa buah bernama ilmiah Richardella dulcifica atau Synsepalum dulcificum ini sempat membuat buah itu menjadi fenomena pada 2008. Ketika itu banyak orang di New York yang menggelar pesta "stimulasi rasa," dengan melahap sebutir buah merah tersebut dan menyantap berbagai makanan asam. Efek dari sebutir buah ini dapat bertahan hingga satu jam.
Buah kecil ini ternyata mengandung protein khusus, yang disebut miraculin (MCL), yang melekat pada tunas sensor pengecap rasa manis di lidah. Protein itu tampaknya melekat lebih erat pada reseptor tersebut ketika asam, yang membuat makanan terasa kecut, masuk ke dalam mulut.
"Miraculin sendiri terasa hambar," kata peneliti studi Keiko Abe, dari University of Tokyo. "Dalam kondisi asam, MCL mengubah struktur molekulernya sehingga ikatannya jauh lebih kuat."
Ikatan kuat ini mengaktifkan "sakelar" manis pada sel tunas rasa, seolah mengirim pesan kepada otak, "Hei, rasanya manis, lo!" Cara protein ini mengikat reseptor rasa pada lidah sehingga semua makanan asam terasa manis dapat membantu pengembangan pemanis buatan baru.
Buah ajaib ini ditemukan oleh seorang penjelajah Eropa di Afrika Barat pada 1725. Dia mencatat bahwa penduduk setempat mengunyah buah beri itu sebelum makan.
Untuk mengetahui cara kerja buah tersebut, peneliti mempelajari interaksi antara miraculin dan sel-sel yang dirancang untuk mengekspresikan reseptor rasa manis versi manusia serta tikus. Mengingat tikus tidak merespons miraculin, para ilmuwan mencari perbedaan antara reseptor manusia dan tikus, serta meneliti bagian yang bertanggung jawab mengirim sinyal manis. Dengan cara itu, mereka mengisolasi reseptor yang diikat oleh miraculin dan menghasilkan efek manis.
"Kami berhasil memecahkan teka-teki bagaimana miraculin mengubah asam menjadi manis di dalam secara ilmiah," kata Abe.
Miraculin bekerja dengan cara yang berbeda dibanding pemanis rasa yang ada di pasar, termasuk pemanis bebas kalori dalam diet soda, yang terikat pada reseptor rasa yang berbeda.
LIVESCIENCE | TJANDRA
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya