TEMPO Interaktif, Moskow - Salju turun dengan derasnya di pusat peluncuran antariksa Baikonur di Kazakstan, menciptakan hawa dingin menusuk hingga ke tulang. Pagi yang dingin itu, Senin, 14 November 2011, roket Soyuz Rusia meluncur menuju Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dengan membawa tiga antariksawan. "Semua peralatan normal, kami siap," kata kosmonot dari pucuk roket Soyuz sebelum meluncur ke angkasa.
Peluncuran roket Soyuz itu tak menjadi peristiwa bersejarah bagi Rusia, melainkan juga Amerika Serikat. Salah satu awak dalam roket itu adalah Daniel C. Burbank, orang Amerika pertama yang terbang ke antariksa pasca-berakhirnya program pesawat ulang-alik.
Mengenakan pakaian luar angkasa berbendera Amerika Serikat, Burbank diapit oleh dua orang kosmonaut Rusia, Anton N. Shkaplerov dan Anatoly A. Ivanishin, di dalam kapsul pengendali tempat mereka berlindung selama menempuh perjalanan menuju orbit.
Peristiwa ini menandai era baru proyek penjelajahan antariksa Amerika Serikat. Untuk pertama kali dalam enam dasawarsa terakhir, Amerika membutuhkan bantuan negara lain untuk mengantarkan manusia menembus langit. Amerika harus membayar Rusia US$ 1,5 miliar untuk membawa para astronaut dan suplai ke ISS.
Sejak Juli tahun ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menghentikan program pesawat ulang-alik. Selama ini, pesawat multiguna ini dipakai untuk mengangkut astronaut dan logistik dari Bumi ke luar angkasa dan sebaliknya. Seretnya anggaran negara memaksa pemerintah menyetop program yang menjadi ikon keunggulan teknologi Amerika Serikat ini.
Ketergantungan terhadap Rusia sendiri sedikit mengkhawatirkan. Negeri Beruang Merah memang menguasai hampir semua teknologi penerbangan antariksa. Namun teknologi mereka cenderung kasar.
Beberapa bulan lalu, astronaut yang diturunkan Rusia dari orbit memasuki atmosfer dalam kondisi berbahaya. Penerbangan Senin ini sempat dua bulan tertunda setelah terjadi permasalahan pada roket penerbangan sebelumnya.
"Kami yakin Rusia bisa menemukan dan memperbaiki masalah ini," ujar pejabat NASA menanggapi permasalahan yang dialami Rusia.
Kini, Amerika Serikat bergantung pada Rusia untuk mengangkut astronaut ke ISS. Sebelumnya, Presiden Barack Obama menegaskan negaranya masih ingin menjadi yang terdepan dalam penjelajahan antariksa dengan mengirimkan misi ke daerah lebih jauh seperti Planet Mars.
TELEGRAPH | NYTIMES | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa
43 hari lalu
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.
Baca SelengkapnyaRaih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda
27 November 2023
Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaMembuka Jalan untuk Gibran
26 September 2023
Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.
Baca SelengkapnyaKepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan
21 September 2023
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaMisi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?
27 April 2023
Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia
17 Januari 2023
Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa
9 Desember 2022
China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti
30 November 2022
Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15
3 Agustus 2022
Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.
Baca Selengkapnya