TEMPO.CO , Uccle - Cahaya di langit pada malam Natal yang dilaporkan terlihat dari Jerman ternyata bukan batu angkasa yang terbakar atau jejak Sinterklas. Ahli astronomi asal Belgia yakin benda tersebut adalah serpihan roket yang terbakar di angkasa.
Royal Observatory Belgia yang berada di kota Uccle dalam penjelasan di website resmi menyebutkan bola api ganjil tersebut teramati di empat negara yaitu Belgia, Belanda, Prancis, dan Jerman pada Sabtu malam, 24 Desember 2011, pukul 17.30 waktu setempat. Mereka memastikan yang terbakar adalah benda buatan manusia.
"Benda itu adalah roket Soyuz tingkat ketiga yang dulu mengantarkan astronaut Belanda, Andre Kuipers, menuju Stasiun Antariksa Internasional (ISS)," sebut observatorium tersebut.
Keterangan ini menjadi penjelasan ilmiah pertama bagi teka-teki kemunculan cahaya terang di langit malam Natal. Stasiun Radio Antenne Thuringen, Jerman laporkan adanya tiga benda langit yang melintas dan diduga meteor. Beberapa saksi menggambarkan, benda tersebut bersinar kemerahan dan berekor panjang. Sementara anak-anak percaya bahwa cahaya tersebut adalah Sinterklas yang terbang melintas bersama rusa terbangnya.
Akibat penampakan cahaya terang ini, para astronom yang tinggal di banyak observatorium di Eropa mendapat telepon dari penduduk. Umumnya penduduk mengira cahaya tersebut adalah batu angkasa yang terbakar saat jatuh ke bumi.
PHYSORG | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024
21 hari lalu
Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.
Baca SelengkapnyaTak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan
27 hari lalu
Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.
Baca SelengkapnyaFenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan
27 hari lalu
Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.
Baca SelengkapnyaKemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?
28 hari lalu
Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.
Baca SelengkapnyaPilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG
2 Februari 2024
Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia
6 Januari 2024
Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal
5 Desember 2023
Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.
Baca SelengkapnyaFenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor
4 Oktober 2023
Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaJakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta
6 September 2023
DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.
Baca SelengkapnyaDzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya
4 September 2023
Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.
Baca Selengkapnya