Merpati Ternyata Secerdas Monyet

Reporter

Editor

Selasa, 3 Januari 2012 21:53 WIB

commons.wikipedia.org

TEMPO.CO, Otago - Merpati dulunya mungkin tidak dikenal sebagai jenis burung pintar, sampai ilmuwan menemukan bahwa kemampuan mereka memahami angka-angka setara dengan primata. Penelitian sebelumnya menunjukkan berbagai hewan, mulai madu lebah sampai simpanse, bisa belajar menghitung jika dilatih dengan imbalan makanan.

Pada tahun 1998, misalnya, para peneliti menemukan bahwa monyet rhesus tidak hanya bisa belajar menghitung sampai angka empat, tapi juga paham aturan-aturan numerik dan menerapkannya pada angka-angka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Kemampuan itu memungkinkan monyet rhesus menghitung sampai angka sembilan tanpa latihan tambahan.

Berbekal temuan itu, sejumlah psikolog dari University of Otago, Selandia Baru, berusaha mencari tahu apakah merpati --jenis hewan lain yang juga dilatih menghitung-- memiliki kemampuan numerik mirip monyet rhesus.

"Merpati adalah subyek sempurna untuk tugas visual, karena penglihatan mereka benar-benar baik dan mereka benar-benar mudah dilatih," kata psikolog Scarf Damian, penulis pertama dari penelitian tersebut.

Penelitian Scarf dan rekan-rekannya diterbitkan dalam jurnal Science.

Menurut Scarf, merpati dapat dilatih dalam hampir semua tugas yang juga diberikan kepada monyet rhesus.

Awalnya, Scarf dan rekan-rekannya melatih tiga ekor merpati untuk menghitung sampai angka tiga. Pada layar sentuh, ketiga merpati disuguhi satu set gambar benda berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Misalnya, satu set gambar menyajikan sebuah kotak warna kuning, dua silinder merah, atau tiga persegi panjang kuning.

Untuk mengetahui responsnya, merpati-merpati itu harus memilih gambar dalam urutan nomor yang benar, dari terendah hingga tertinggi.

Sekali burung-burung itu belajar menghitung sampai tiga, para peneliti mulai menunjukkan gambar lain sampai sebanyak sembilan obyek. Rata-rata, tanpa dilatih membedakan angka tertinggi atau terendah, serta tanpa memberikan imbalan makanan, merpati mampu menempatkan gambar secara benar tak lebih dari 70 persen dari waktu yang disediakan. Merpati ternyata lebih mudah membedakan angka rendah dan angka yang lebih tinggi.

"Setelah anda mengarah ke angka tujuh, delapan, dan sembilan, mulai sulit bagi merpati untuk memberitahu perbedaan antar gambar," kata Scarf.

Namun, secara keseluruhan hasil penelitian mereka mulai menyamai penelitian pada monyet rhesus, meski Scarf mencatat butuh waktu lebih lama untuk melatih merpati daripada monyet.

Psikolog dari University of Western Ontario, William Roberts, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengaku terkejut dengan hasil penelitian tersebut. "Saya tidak mengira bahwa merpati bisa melakukan itu," katanya. Roberts sebelumnya meneliti kemampuan kognitif hewan, termasuk tingkat kecerdasan merpati.

Roberts penasaran mengetahui bagaimana kecerdasan semacam ini menyebar dalam kerajaan hewan. "Bisakah kita menemukan bukti kemampuan menghitung pada serangga, terutama lebah?" kata dia.

Menemukan tingkat kecerdasan numerik merpati dan monyet rhesus pada spesies lain akan membantu para ilmuwan memahami apakah kemampuan menghitung berkembang di seluruh spesies hewan secara terpisah, atau diturunkan dari satu nenek moyang.

"Kita sekarang memiliki potongan teka-teki lainnya," kata Scarf, yang tertarik melakukan penelitian serupa pada beo dan burung cerdas lainnya. "Dari mana asal usul kemampuan tersebut?"

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya