TEMPO.CO , Philadelphia-- Para peneliti menemukan hutan di Cina utara yang terawetkan di bawah lapisan abu selama 300 juta tahun. Pengawetan hutan purba yang terletak di barat Distrik Wuda di Mongolia Dalam ini mirip apa yang terjadi pada Kota Pompeii di Italia.
Para peneliti mampu "merekonstruksi" distribusi pohon dan tanaman seluas 1.000 meter persegi di hutan tersebut. Penggalian sampel dilakukan di tiga lokasi di sebuah hamparan besar yang ditutupi abu setebal 1 meter.
Para peneliti memperkirakan pengawetan tidak sepenuhnya disebabkan oleh timbunan abu. Pada beberapa tanaman, timbunan abu justru merusak, tapi pada sebagian besar lainnya abu memang berperan mengawetkan.
"Pengawetan ini luar biasa. Kita menemukan beberapa cabang dengan daun yang melekat, dan setelah kita telusuri, ternyata berasal dari pohon yang sama. Benar-benar menarik," kata anggota tim peneliti, Hermann Pfefferkorn dari University of Pennsylvania, Amerika Serikat.
Tim peneliti mengidentifikasi enam kelompok pohon, mulai jenis pakis dataran rendah hingga Sigillaria dan Cordaites, pohon berukuran 25 meter yang sudah punah, serta spesimen punah lain, Noeggerathiales, yang masih terawetkan dengan sangat baik.
Berdasarkan temuan itu, tim peneliti bekerja sama dengan pelukis untuk menggambarkan seperti apa bentuk hutan sebelum diselimuti abu. Pfefferkorn mengatakan hutan purba itu dapat digunakan untuk menilai masa depan di daerah tersebut, ibarat momen lengkap dan baik yang terperangkap dalam waktu.
"Ini seperti Pompeii di Italia. Pompeii memberi kita wawasan yang mendalam tentang budaya Romawi," katanya.
BBC NEWS | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya
4 Desember 2023
Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.
Baca SelengkapnyaHari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati
11 Agustus 2023
Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaPeran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari
23 Desember 2022
Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.
Baca SelengkapnyaWisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai
1 Juni 2022
Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.
Baca SelengkapnyaIkon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang
30 Maret 2022
Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan
26 Maret 2022
Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.
Baca SelengkapnyaNTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021
12 Februari 2021
Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.
Baca SelengkapnyaPolisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi
28 Januari 2021
Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.
Baca SelengkapnyaTerancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia
13 Oktober 2020
Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.
Baca SelengkapnyaWildlife Photography, ini Tips Pentingnya
2 Juli 2020
Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.
Baca Selengkapnya