TEMPO.CO, Tokyo - Apakah Anda adalah orang cerewet atau orang yang selalu berbicara dengan suara keras? Jika iya, sebaiknya Anda berhati-hati dengan keberadaan alat yang satu ini. Sekelompok ilmuwan Jepang menciptakan sebuah perangkat untuk mengecilkan suara pembicara yang keras atau membungkam orang yang cerewet.
Alat berjuluk SpeechJammer ini merupakan perangkat prototipe hasil pengembangan atas penemuan di bidang psikologi. Temuan psikolog menunjukkan bahwa hampir mustahil bagi seseorang untuk berbicara saat kata-kata yang dilontarkan dikembalikan ke orang tersebut dengan penundaan sepersekian detik.
Alat nyentrik ini dirancang oleh Kazutaka Kurihara, seorang peneliti di National Institut of Advanced Industrial Science and Technology, bersama Koji Tsukada, seorang profesor di Ochanomizu University, Tokyo. Kurihara dan Tsukada mengklaim kerja alat ini sangat sederhana.
Berbentuk perangkat genggam, SpeechJammer terdiri dari mikrofon yang menunjuk ke speaker dan rekaman suara. Ketika alat ditujukan ke arah seseorang yang sedang berbicara, mikrofon akan menangkap dan memindahkan suara orang itu ke speaker lalu dikirim ke perekam suara. Perekam akan memutar kembali suara dan ditujukan ke arah orang tersebut dengan penundaan sekitar 0,2 detik.
Mikrofon dan speaker tersusun sangat terarah sehingga alat dapat ditujukan ke seorang pembicara dari kejauhan, seperti pistol.
"Sistem dari alat ini dapat mengganggu pidato seseorang tanpa mengurangi kenyamanan fisiknya," kata para ilmuwan dalam makalah yang dilaporkan di MIT Technology Review.
Dari pengujian yang dilakukan, Kurihara dan Tsukada menemukan sejumlah hal tak terduga. Misalnya, alat berfungsi lebih efektif jika penundaan suara bisa disetel dalam beragam waktu. Alat juga bekerja lebih baik saat pembicara melontarkan kata-kata dengan suara keras daripada berupa monolog spontan.
Penelitian mereka juga mengungkapkan bahwa SpeechJammer tetap bisa menangkap dan mengolah urutan suara yang tidak memiliki arti, seperti kata "aaaargh."
Kurihara dan Tsukada mengaku belum terpikir untuk memproduksi alat temuan mereka secara komersial meski kemungkinan itu terbuka lebar. Mereka mengatakan, SpeechJammer dapat digunakan untuk menjaga kesunyian di perpustakaan umum atau memfasilitasi diskusi dalam pertemuan kelompok.
"Kita harus menetapkan dan mematuhi aturan untuk tepat bergiliran ketika berbicara," kata mereka. "Masih banyak aspek-aspek negatif dari pidato yang justru menjadi penghalang untuk terciptanya resolusi damai atas suatu konflik."
Jadi, apakah Anda masih berani cerewet di depan SpeechJammer?
TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya