TEMPO.CO, Montpellier- Para ilmuwan menemukan sebuah simbiosis unik antara tumbuhan karnivora dengan semut. Tumbuhan kantong semar itu merekrut semut sebagai petugas kebersihan sekaligus pengawal yang kejam.
Hubungan unik ini dimiliki oleh Nepenthes bicalcarata, sejenis kantong semar yang hidup di daerah miskin hara di hutan rawa gambut di Kalimantan, dengan semut Camponotus schmitzi.
Kantong semar itu sebenarnya bukan jenis tanaman karnivora berbahaya. Kantongnya tidak memiliki dinding licin yang membuat mangsa terpeleset. Tanaman ini juga tidak menghasilkan cairan korosif pencerna mangsa yang terjebak masuk ke dalam kantong.
Untuk menyiasati kelemahannya, N. bicalcarata memanfaatkan pasukan semut C. schmitzi untuk menjaga bibir kantong jebakan tanaman. Sebagai gantinya, kantong semar membuat rumah dari sulur untuk para semut. Nektar pun disediakan sebagai sumber makanan semut.
Tak hanya menjaga kantong semar, semut pengawal ini juga membersihkan bibir kantong jebakan supaya cukup licin sehingga mangsa yang lewat terpeleset.
Pasukan semut juga menyerang kumbang yang biasa memangsa tumbuhan. Mereka melindungi tanaman dan tidak segan menyerang setiap mangsa yang mencoba melarikan diri dari perangkap. Tak hanya itu, kotoran semut pun bermanfaat sebagai pupuk penyubur tanaman.
Ilmuwan awalnya menduga simbiosis antara tanaman karnivora dan semut tersebut saling menguntungkan. Belakangan asumsi itu diubah. Penelitian terbaru menunjukkan semut justru lebih diuntungkan dalam simbiosis tersebut.
Mereka lalu membandingkan sejumlah tanaman yang bersimbiosis dengan semut dan yang tidak menjalin simbiosis. Para ilmuwan menemukan, tanaman yang bersimbiosis dengan semut bernasib jauh lebih baik.
"Simbiosis terbukti berperan penting bagi semut karena memperoleh makanan, sekaligus berperan dalam kelangsungan hidup tanaman inang mereka," kata Vincent Bazile, pakar ekologi di Universitas Montpellier 2 di Prancis. Para ilmuwan menerbitkan penelitian mereka dalam jurnal PLoS ONE.
Bazile mengatakan, tanaman karnivora yang bersimbiosis dengan semut menghasilkan daun lebih banyak. Dedaunan yang tumbuh berukuran lebih besar dan tiga kali lebih kaya nitrogen, nutrisi yang berperan penting dalam pembentukan molekul organik, seperti protein dan DNA.
Tanaman karnivora yang bersimbiosis dengan semut juga memiliki kantong jebakan yang lebih banyak dan lebih besar. Hal ini mungkin terjadi karena pasukan semut mengusir kumbang yang akan mengunyah tunas kantong.
Hasil analisis isotop nitrogen menunjukkan bahwa kotoran semut yang jatuh ke tanah berfungsi menyuburkan tanaman karnivora. Adapun analisis pigmen daun mengungkapkan tanaman karnivora menunjukkan gejala-gejala kekurangan gizi jika tidak bersimbiosis dengan semut.
"Simbiosis mutualisme antara tanaman karnivora dan semut merupakan bentuk adaptasi yang luar biasa dan unik di lingkungan miskin hara," kata Laurence Gaume, pakar ekologi di Universitas Montpellier 2. Ia meneliti kondisi tanah tempat tumbuhnya N. bicalcarata.
"Simbiosis ini menjelaskan alasan Nepenthes bicalcarata memiliki rentang hidup yang luar biasa," ujar Gaume. Pertumbuhan vegetatif kantong semar ini bisa mencapai ketinggian 20 meter ke dalam tajuk hutan, sebuah rekor untuk genus tumbuhan ini.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya