Hokky Pecahkan Rahasia Batik dengan Teori Kompleks  

Reporter

Editor

Rabu, 15 Agustus 2012 09:14 WIB

Hokky Situngkir adalah Bapak Kompleksitas Indonesia setelah dia berhasil menemukan dan memecahkan rahasia batik, sebuah lagu daerah, Candi Borobudur dan juga pergerakan saham dengan memakai teori Kompleksitas. Tempo/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO , Jakarta - Hokky Situngkir berhasil memecahkan rahasia batik, sebuah lagu daerah, Candi Borobudur dan pergerakan saham dengan memakai teori kompleksitas. Kini, Hokky sedang melakukan penelitian aspek arkeologi-astronomi situs purbakala Gunung Padang di Cianjur dengan teori kompleksitas.

Perkenalan Hokky dengan teori kompleksitas bermula dari kegiatannya berselancar mencari referensi di Internet tentang konflik horizontal di berbagai negara pada 2000. Aktivis mahasiswa Institute Teknologi Bandung ini melakukannya karena merasa ada yang keliru dengan segala macam teori sosial berikut ideologi yang dikupas setiap hari dalam diskusi.

Pencarian lulusan jurusan Teknik ELektro ITB 2001 ini awalnya berfokus pada tulisan Elisabeth Jean Wood, pengajar ilmu politik Yale University, di salah satu buletin yang dikeluarkan Santa Fe Institute.

Wood memetakan konflik antaretnis yang melibatkan kelompok bersenjata di El Salvador dengan menggunakan game theory. Wood yang berlatar belakang matematikawan menggarap kajian sosial dengan menggunakan pendakatan berbagai ilmu.

Penelusuran lebih mendalam di Internet membuatnya bertemu dengan teori kompleksitas yang dikembangkan Santa Fe Institute, lembaga riset di Santa Fe, New Mexico, Amerika Serikat. Teori yang ini lahir pada akhir abad ke-20 ini merangkul berbagai disiplin ilmu untuk menjelaskan suatu persoalan.

Begitu terpesonanya oleh teori ini, Hokky mendirikan Bandung Fe Institute, mengambil nama Santa Fe Institute. Riset awalnya adalah meneliti batik. Dia ingin membuktikan batik bukan ornamen tetapi lukisan yang disejajarkan dengan karya Leonardo da Vinci, Raphael, atau Michelangelo.

Hipotesisnya berangkat dari pertanyaan, di mana karya lukis orang Jawa ketika membuat Candi Borobudur yang begitu kompleks. Dia kemudian mewawancarai akademisi dan penggiat seni lalu berburu aneka motif batik ke museum-museum.

Pola batik kemudian diterjemahkan dalam rumus fraktal atau matematika. Hasilnya kemudian dimodifikasi dengan bantuan komputer sehingga menghasilkan desain pola baru yang sangat beragam, baik dilihat dari grafis, warna, ukuran, sudut maupun perulangannya. Proses pembuatan motif batik fraktal dapat memecahkan masalah keterbatasan motif batik dan dapat menghasilkan banyak motif secara cepat.

"Kami mendapati keunikan dalam dimensi fraktal batik dan menunjukkan bahwa batik adalah lukisan." ujar Hokky seperti dalam Majalah Tempo edisi 13 Agustus 2012.

Menurut Hokky, pola fraktal juga terlihat pada pigmentasi kerang, pola sulir cangkang kerang, bentuk-bentuk rumit bunga salju, atau pertumbuhan sel kanker. Termasuk beberapa pola pergerakan harga saham dan indeks dalam ekonomi.

Cara berpikir dengan pendekatan goemetri fraktal ini kemudian digunakannya untuk membuktikan pengukuran di setiap sudut candi Borubudur. Selain itu, dia juga menggunakannya untuk menganalisis lagu-lagu daerah.

Ketekunan Hokky menemukan ini membuatnya mendapat julukan "Bapak Kompleksitas Indonesia" dari profesor Yohanes Surya.

RINA WIDIASTUTI

Berita lain:
Wenten Si Penemu Membran Filtrasi Bir
10 Tokoh Penemu Nasional Versi Majalah Tempo
Cara Menghindari Penipuan Online
Google Doodle, Siapakah Penciptanya?
Ditemukan Hiu Purba Berusia 270 Tahun
Arkeolog Ini Temukan Piramida via Google Earth

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya