Lobster Jongkok, Pengincar Plankton Biru

Reporter

Selasa, 11 September 2012 04:33 WIB

Gambar lobster jongkok (Uroptychus cartesi). sci-news.com

TEMPO.CO, Fort Lauderdale–Kemampuan mengenali warna dalam kegelapan di dasar laut ternyata amat vital bagi lobster jongkok. Kemampuan itu menentukan hidup dan mati si lobster. Sebab, dengan kemampuan itu, mereka bisa membedakan mana mangsa yang bergizi dan mana mangsa yang beracun.

Para peneliti dari Nova Southeastern University di Florida, Amerika Serikat, menduga bahwa penglihatan warna lobster itu dapat dijelaskan lewat penemuan plankton berpendar biru di lingkungan tempat tinggalnya di kegelapan laut dalam Karibia yang tidak dapat ditembus sinar matahari.

"Lobster melihat cahaya biru ini sebagai tanda makanan yang berlimpah," kata Tamara Frank, seorang ahli biologi yang memimpin penelitian itu. Tubuh plankton, yang menjadi sumber makanan lobster, tampak berpendar biru ketika mereka membentur anemon di dasar laut.

Kemampuan mengenali cahaya biru dan sinar ultraviolet memungkinkan lobster jongkok membedakan antara plankton dan tempat bertenggernya, anemon, yang memancarkan cahaya berwarna hijau redup. Tentakel anemon dikenal beracun bagi lobster jongkok.

"Lobster ini kerap nongkrong di anemon laut. Namun capit panjangnya hanya menangkap plankton yang berpendar biru dan memasukkannya ke mulut," kata Frank. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology pada 6 September lalu.

Rekan Frank dari Duke University, Sönke Johnsen, menemukan bahwa cahaya kehijauan yang berasal dari anemon laut merupakan tanda keberadaan zat racun. Sedangkan pendar cahaya berwarna biru berasal dari plankton yang menabrak anemon.

"Lobster jongkok mengembangkan kemampuan melihat warna untuk membedakan dua benda berpendar yang sangat kontras. Yang satu makanan sehat, yang lainnya beracun," ujar Johnson.

Frank dan rekan-rekannya menemukan lobster jongkok saat melakukan sebuah misi eksplorasi laut dalam dekat Bahama pada 2009 dengan kapal selam Johnson-Sea-Link milik Harbor Branch Oceanographic Institute. Mereka mengambil spesimen lobster jongkok dengan menggunakan alat penyedot pada lengan kapal selam.

Di laboratorium, Frank menempatkan elektroda khusus pada kedua mata lobster untuk mengukur respons mereka terhadap cahaya dengan panjang gelombang, dan intensitas yang berbeda. Mata lobster yang merespons jenis cahaya tertentu akan memancarkan semacam sinyal listrik yang langsung ditangkap oleh elektroda.

Frank menemukan dua spesies lobster jongkok yang memiliki kemampuan melihat sinar biru dan ultraviolet, yakni Eumunida picta dan Gastroptychus spinifer. Lobster G. spinifer memiliki tubuh mungil. Lebar tubuhnya hanya sekitar 1,7 sentimeter dan panjangnya 2,5 sentimeter. Namun matanya cukup besar untuk melihat mangsa berukuran kecil.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita lain:
iPhone 5 Pakai Kartu SIM Nano?

Swumanoid, Si Robot Penjaga Pantai

Kenalkan, ''James Bond'' Bertampang Kecoa

Harga Final Penjualan Instagram Anjlok

Hewlett Packard Tambah Jumlah Pengurangan Pegawai

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya