Insinyur Inggris Bikin Bensin dari Udara

Reporter

Sabtu, 20 Oktober 2012 04:46 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO , Teesside-- Teknologi baru di bidang energi yang revolusioner muncul di Inggris. Air Fuel Syndication, sebuah perusahaan kecil di utara negeri Ratu Elizabeth II, telah mengembangkan teknologi "penangkap udara" untuk menciptakan bensin sintetis dari udara.

Temuan ini diklaim sebagai terobosan menakjubkan untuk memerangi perubahan iklim dan penyelamat krisis energi dunia. Teknologi, yang dipaparkan dalam konferensi rekayasa teknologi di London pekan ini, dapat menghilangkan karbon dioksida di atmosfer.

Tim insinyur perusahaan membuat bensin dengan mencampur natrium hidroksida (NaOH) dengan karbon dioksida (CO2). Senyawa campuran itu lantas dielektrolisis untuk menghasilkan karbon dioksida murni. Pada saat bersamaan, hidrogen diproduksi lewat elektrolisis uap air yang ditangkap dengan alat penghilang kelembapan (dehumidifier).

"Karbon dioksida murni dan hidrogen lantas dicampur untuk menghasilkan metanol yang selanjutnya dilewatkan reaktor bahan bakar bensin untuk menciptakan bensin," kata Direktur Air Fuel Syndication, Peter Harrison, Jumat 19 Oktober 2012.

Ia mengatakan teknologi ini telah menghasilkan lima liter bensin dalam waktu kurang dari tiga bulan dari kilang kecil di Stockton-on-Tees, Teesside. Bensin tersebut dapat digunakan untuk semua perkakas berbahan bakar minyak. Selain itu bensin dari udara yang bebas karbon ini dapat digunakan untuk memproduksi listrik.

"Senyawa bahan bakar yang dihasilkan terlihat dan berbau seperti bensin, tetapi jauh lebih bersih dan tidak menghasilkan emisi karbon," imbuh Harrison, seorang insinyur sipil dari Darlington, Co Durham.

Proyek senilai Rp 1,1 miliar ini dibangun selama dua tahun terakhir. Sumber dana berasal dari sekelompok dermawan anonim yang percaya teknologi ini bisa menjadi cara yang menguntungkan untuk menciptakan energi terbarukan.

"Sayangnya perusahaan minyak besar tidak mendukung teknologi ini," ujar Harrison, seperti dikutip Telegraph. Ia berharap dalam dua tahun mendatang bisa membangun pabrik besar yang dapat memproduksi lebih dari satu ton bensin per hari dengan masa operasi kilang selama 15 tahun.

Dukungan justru datang dari Lembaga Insinyur Mesin Inggris (IMechE), yang menilai teknologi ini sangat bagus dan dapat berperan besar menghadapi perubahan iklim. Ketergantungan terhadap minyak mentah dunia yang harganya tidak stabil juga dapat ditekan dengan produksi bensin dari udara.

"Ini bisa menjadi sebuah kisah sukses besar Inggris, yang membuka peluang untuk mengurangi emisi karbon," kata Kepala Eksekutif IMechE, Stephen Tetlow.

TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI

Baca juga:
Newsweek Akhiri Era Majalah Cetak

5 Bulan Planet Pluto Ancaman bagi Pesawat NASA

Mengintip Warna-warni Data Center Google

Google Siap Beri Kejutan pada 29 Oktober

Benarkah Senyum Manusia Berasal dari Ikan Purba?

Apple Kalah Lagi di London

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya