TEMPO.CO, Hinxton - Asam deoksiribonukleat (DNA) merupakan material penyimpan data kehidupan bagi setiap sel. Para ahli kini berusaha memakainya untuk menyimpan lagu. DNA diharapkan bisa menjadi media penyimpanan pengganti flash drive di masa depan.
Peneliti dari European Bioinformatics Institute of the European Molecular Biology Laboratory berbasis di Inggris mendemonstrasikan kemampuan DNA sebagai laci penyimpan informasi. Bagi mereka, DNA tak ubahnya cakram padat yang bisa ditanamkan berbagai kode.
Dalam percobaan terbaru, mereka memindahkan beberapa informasi ikonik dunia. Fail digital yang dipilih dalam penelitian ini merupakan format yang dipakai luas oleh pengguna komputer.
Rekaman pidato Martin Luther King berjudul "I have a dream" disimpan dalam format MP3. Sedangkan makalah ilmiah soal struktur DNA oleh Watson dan Cricks disimpan dalam bentuk file PDF. Mereka juga menanamkan foto berwarna European Bioinformatics Institute dan 154 sonet karya William Shakespeare.
"Keberhasilan penyalinan data mencapai 100 persen," kata kepala tim peneliti, Nick Goldman, dalam makalah ilmiahnya.
Peneliti memanfaatkan struktur DNA yang terdiri dari empat jenis basa. Jika untaian basa ini disusun dengan hati-hati, peneliti bisa mendapatkan urutan informasi serupa kalimat pada tulisan. Penulisan seperti ini mirip dengan penyimpanan informasi dalam kombinasi nol-satu (kode biner) pada pemrograman komputer.
Besar data yang dipindahkan ke dalam DNA baru sebesar 739 kilobita. Namun peneliti yakin jumlah data yang dimasukkan bisa lebih banyak lagi. Dalam taksiran mereka, teknik penyimpanan data ke dalam DNA ini bisa menyimpan informasi digital yang ada di dunia. Pada saat ini, dunia memiliki seribu triliun megabita data digital.
Sebagai penyimpan data, DNA memiliki beberapa keunggulan. Informasi yang tersimpan di dalam DNA bisa bertahan hingga waktu lama dengan perawatan minimal. Tengok saja DNA tertua yang pernah ditemukan ilmuwan berumur puluhan ribu tahun. Detail yang tersimpan di dalam DNA tua tersebut sama baiknya dengan DNA yang baru didapat dari sel hidup.
Penyimpanan menggunakan DNA tak memerlukan energi. Tak perlu baterai atau pembangkit listrik untuk mempertahankan susunan data ini. Akibatnya, penyimpanan dan pengiriman data bisa dilakukan dengan mudah. DNA jauh lebih kokoh ketimbang teknologi penyimpanan yang berkembang sekarang.
Keunggulan terbesar adalah kapasitasnya. Perhitungan peneliti menunjukkan, video high definition dengan waktu tayang 100 juta jam bisa disimpan ke dalam secangkir DNA.
PHYSORG | ANTON WILLIAM
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya