Teliti Pejantan, Ilmuwan Gunakan Bangkai Burung  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Selasa, 26 Februari 2013 11:49 WIB

REUTERS/Thomas Krumenacker

TEMPO.CO, North Carolina - Seorang ilmuwan Amerika berhasil mempelajari perilaku agresif burung jantan dari spesies burung pipit rawa. Uniknya, ahli biologi bernama Rindy Anderson itu menggunakan bangkai burung sebagai robot.

Ilmuwan dari Duke University di North Carolina itu melibatkan mahasiswa teknik. Dia juga mengajak serta seorang pengawet hewan untuk mengoperasikan sayap dari seekor bangkai pipit rawa.

Mereka lalu memprogram perangkat komputer Picaxe sederhana dan membuat motor penggerak kecil yang bisa pas diletakkan ke dalam robot bangkai burung bernama Robosparrow itu. Meski tampak sederhana, proses perakitan ini memakan waktu sembilan bulan.

Setelah Robosparrow siap, barulah eksperimen dilakukan selama dua bulan. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengembangkan sayap adalah sinyal agresi pejantan," kata Rindy.

Menurut dia, pihaknya harus dapat menggunakan peranti lunak komputer untuk mengendalikan motor. Tujuannya adalah untuk memprogram robot burung agar menggerakkan sayapnya dalam waktu-waktu tertentu. "Itu bukan gerakan acak. Yang paling sulit adalah mendapatkan berbagai instrumen kecil."

Begitu motor sudah pada tempatnya dan perangkat robot diprogram, burung itu dikembalikan ke alam bebas dengan sistem suara rahasia yang mengeluarkan bunyi-bunyian panggilan khas pipit rawa. "Robot itu dapat bertahan selama dua bulan tetapi selalu diserang," kata Anderson.

Dengan biaya US$ 1.500 (sekitar Rp 14 juta), robot yang dibuat hanya satu, tanpa cadangan. Tidak heran jika Anderson selalu berharap robot tersebut dapat bertahan dari 60 kali uji coba.

"Pada akhirnya kepalanya copot dan sayapnya berhenti bergerak," kata Anderson. Burung-burung pejantan bersikap agresif kepada Robosparrow, baik saat sayapnya mengepak atau tidak. "Hal itu mengkonfirmasi hipotesis kami bahwa perilaku mengepakkan sayap menjadi isyarat komunikasi agresif pejantan," kata dia. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Behavioral Ecology and Sociobiology.

BBC | AMIRULLAH

Baca juga:

Julia Perez Resmi Dinyatakan Buron

Saan Mustopa: Anas Bukan Lagi Kader Demokrat

Beda Soeharto dan SBY Soal Cara Urus Partai

Mantan Auditor Bank Century Temui Anas

Daftar Kenekatan Agus Martowardojo

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

30 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya